Pages

Senin, 30 Januari 2012

Hey Afgan Gadungan . . . !!

Pagi itu saya berangkat kekampus, guna menempuh ujian mid semester yang sudah saya tempuh sejak 8 November yang lalu. Saya berangkat bersama teman saya, Mei susanti namanya, semenjak ia pindah kost yang juga menjadi kediaman saya selama 1 tahun ini, saya selalu pergi ke kampus bersamanya. Mengendarai sebuah motor methic dan saya berada tepat di belakangnya, dibonceng.

Saya dan Mei Susanti masuk di dalam sebuah kelas, ruang 318B. ruangan itu di fasilitasi AC, jadi jika sudah berada di dalamnya, segar sekali rasanya, tapi bikin kulit kering. AC atau pendingin udara memang mengeluarkan udara dingin yang menyejukkan. Namun, udara dingin yang dikeluarkan AC adalah udara dingin kering yang dihasilkan oleh kondensasi freon. Udara tersebut tidak mengandung air. Udara yang yang dihasilkan oleh AC justru relatif menyerap kelembaban lingkungan di sekitarnya. Tak pelak lagi, kandungan air yang ada di lapisan kulit kita yang berada di ruangan ber-AC pun akan terserap.

Tidak hanya berpengaruh pada kulit, sebenarnya. Ruangan ber-AC juga menyerap kandungan air dalam tubuh secara keseluruhan. Badan menjadi mudah lemas saat kandungan air dalam tubuh kita mulai berkurang.

ruangan itu cukup besar, kira-kira kapasitas orang 40.an, namun ruangan tersebut selalu saja longgar karena penghuninya hanya kisaran 15 orang. Ya. Begitulah, jumlah mahasiswa di dalam kelas ku hanya 15 mahasiswa, sedikit memang. Kelasku ini di beri julukan kelas PGBI (program guru bertaraf internasional), program ini merupakan progrma baru di kampusku, Kampus dari sebuah universitas swasta di kota budaya (Yogyakarta).

Yogyakarta merupakan sebuah provinsi yang memiliki slogan “Kota berhati Nyaman”, karena memang orang-orang di dalamnya berusaha selalu menunjukan kenyamanan hati.

Dan kampusku terletak di dalamnya, universitas swasta terbaik pada urutan ke-3 katanya, setelah UII dan UMY. Saya juga kurang paham dari standart apa yang bikin universita yang terletak di 3 lokasi ini yakni, jl. Kapas, jl. Pramuka dan jl.
Soepomo mendapat predikat demikian, atau saya rasa akan lebih baik jika mengira hal itu hanya sugesti dari masyarakat luas saja, untung-untung jika hal demikian memang benarnya adanya, tapi jika tidak? saya pun akan malu pada diri saya sendiri.

Dan kelas PGBI, begitu sebutannya adalah salah satu program yang sedang di jalankan di kampus ini, baru saja tanggal 08 Oktober kemarin menjadi acara peresmiannya atau istilah kerennya “Grand Opening”. Terlihat memang semua panitia yang tergabung di dalamnya bekerja keras dalam pelaksanaan progrma ini, ya walaupun saya juga kurang paham sekeras apa yang mereka kerjakan, setahu saya hal-hal yang berhubungan dengan hal yang demikian di usahakan dengan sebaiknya. Dan walaupun tetap saja ada kekeliruan disana-sini, ya wajarlah. Memang tak semuanya sempurna, bahkan memang tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Dzat yang sempurna. Allah, pemilik jagat raya yang super sekali ini.

Dan atas ksegala kekeliruan ini, teringat sekali. ada seorang dosen yang berkata “panitianya benar-benar tidak siap untuk menjalankan program ini, semuanya berantakan” demikian hujatnya, perkataan macam itu ia lontarkan ketika hari pertama masuk kuliah. Aneh juga dosen ini pikir saya, tapi saya juga tak bisa menyalahknya seutuhnya, ini negara demokrasi, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat dan keluh kesahnya. Ya sudah.

PGBI dikampusku belum genap satu tahun. Sejarahnya program ini terbentuk lantaran mendpat uang hibah dari DIKTI sebesar Rp Milyaran rupiah (aku tak tau tepatnya berapa) oleh karena hal tersebut, semua citivas akademika PBGI harus benar-benar amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya agar tak di kata “Hanya bisa menghabiskan uang Negara” saja. Saya pernah membaca sebuah tulisan dari seorang teman, dia berkata “semoga program ini benar-benar bertaraf internasional bukan bertarif internasional”, saya mufakat sekali dengan pernyataannya, karena memang, kita (mahasiswa.red) yang tergabung dalam kelas ini membayar iuran kuliah lebih melonjak daripada iuran biasanya.

***

Saya berangkat kuliah lebih awal hari ini, tak seperti biasa, saya selalu datang ng-pas atau terlambat sejengkal, jengkal, jengkal. . .
Saya datang ke kampus lebih awal lantaran ada sebabnya, saya penuh semangat hari ini. tak hanya karena alasan materi elektronika yang jadi mata ujian hari ini yang sudah saya pelajari dengan baik namun juga lantaran hari ini bertepat dengan hari kelahiran ibu saya, 15 November.

Pagi-pagi saya sudah menelpon ibu, mengucap selamat, dan memanjatkan do’a kepada Allah untuknya, semoga ibu di beri kesehatan, lapang rezeki, dan berkah setiap hari, begitu pembicaraan saya kepada Allah lewat do’a. mendengar suaranya, iya. Suara itulah yang menjadi amunisi saya pagi ini, yang mengakibatkan semangat saya begitu menggelegar yang hanya saya saja yang bisa merasainya.

Memang lah orang tua itu segalanya bagi buah hatinya, sejak dalam kandungan hingga kematian yang akan datang menjemput yang ntah kapan jemputan itu ada menghampiri setiap manusia yang bernyawa.

***

Awalnya saya berada didalam kelas, bersama teman-teman yang sibuk bercengkrama dengan materi elektronika. Elektronika, mata kuliah yang di ajarkan pak Andang menjadi pembicaraan hangat pagi itu. elektronika merupaka ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas dan bahan semikonduktor. Dalam elektronika terdiri dari komponen, rangkaian dan sistem. Komponen merupakan elemen terkecil dari suatu rangkaian atau sistem, dan kemudian komponen tersebut yang terdiri dari komponen aktiv dan komponen pasif tersusun menjadi rangkaian yang kemudian membentuk suatu sistem.

Komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut terdiri dari komponen aktiv yang dapat menguatkan, menyearahkan signal dan mengubah energi dari bentuk satu menjadi bentuk lain, mislanya transistor sebagai komponen yang dapat menguatkan signal listrik, diode sebagai rangkaian yang dapat mengarah signal dan LED (light emiting diade) sebagai komponen pengubah energi dan juga terdiri dari komponen pasif yang mana sebaliknay dari komponen aktiv yakni komponen yang tak mampu menguatkan, menyerahkan ataupun mengubah energi, misalkan resistor yang malah berfungsi sebagai menghambat atau membatasi arus listrik, kapasitor yang berfungsi menyimpas medan listrik dan dapat memblokir arus DC namun meneruskan arus AC serta induktor yang bersifta meneruskan pada arus DC yang bersifat menghambat pada arus AC.

Demikian, sekelumit materi untuk ujian pagi ini. saya memutuskan untuk berada di luar kelas, karena memang, saya tak mempunyai kemampuan berkonsentrasi jika berada di dalam lingkungan yang bising seperti itu, saya duduk di sebuah anak tangga, tepat di depan auditorium, yang merupakan bangunan baru di kampusku, di lantai 3 letaknya.
Tak lama aku mendengar ketukan-ketukan sepatu dari seseorang yang menaiki anak tangga dari lantai bawah, ketukan itu membuyarkan konsentrasiku dan memberi daya paksaan untukku menoleh ke arah anak tangga, arah sumber ketukan sepatu. Tak lama muncullah seorang mahasiswa, laki-laki. Aku melihatnya. Dia hanya tertunduk fokus sambil membaca se-bandel lembaran-lembaran materi yang dibawanya, dia tetap saja menunduk dan terfokus dengan materinya, saya pun demikian, saya melihatinya. Laki-laki berkacat mata, lengkap dengan pakaian style anak muda zaman sekarang dan sebuah tas yang tergantung di bahu kanannya.
Setelah melihatnya beberapa detik, membuat ingatan saya kepada seorang penyanyi solo, lelaki. Penyanyi yang khas dengan stylenya, kaca mata dan lesung di pipinya, fansnya pun terbilang banyak, kebanyakan dari kalangan kaum hawa memang, dan tentunya bukan saya di dalamnya. Afgan nama penyanyi itu, “terima kasih cinta, untuk segalanya, kau berikan lagi kesempatan itu . .. “ demikian sepenggal lirik lagunya, oh ya afganista nama club dari fans-fansnya.

Pikirku kembali pada seorang mahasiswa yang berjalan menelurusi trotoar ruangan dikampusku yang tetap saja sambil menunduk membaca materi mata kuliah yang akan di ujikan pagi itu, terlihat jelas dari rautnya ia tak punya kesiapan yang cukup untuk ujian pagi ini, sedikit saya mencermati wajahnya yang menunduk itu, mirip Afgan, penyanyi solo yang saya ceritakan baru saja, lalu berberapa detik kemudian khayalku berteriak, “nggak mirip banget, mirip dari mana????, Afgan gadungaaaaaann !!”. hahahahhaha :D

Tak lama pengawas ujianku tiba, aku masuk ruangan dan mengerjakan soal ujian. ^_^



* Ini Afgan yang aseli *



* ini Afgan gadungan, karena photonya editan. (hahahah . .:P) *

Pesta Demokrasi, Miskin Tamu . . .

Pesta Demokrasi yang salah satu agendanya adalah pemilihan wakil rakyat yang secara langsung di pilih oleh rakyat menjadi moment yang paling di tunggu-tunggu oleh sebagian rakyat, baik rakyat dalam lingkup kampus maupun lingkup dengan skala yang lebih besar yaitu negara. Namun, tak mampu di pungkiri pula bahwa sebagian rakyat menganggap bawah pesta demokrasi hanya merupakan ajang sia-sia karena meskipun berlabel demokrasi namun keputusan yang dilaksanakan terkadang bukan atas kehendak dan sesuai kebutuhan rakyat, ntahlah demokrasi macam apa ini !. tak sedikit rakyat yang menganut paham bahwa pesta demokrasi hanyalah euforia belakang, menghambur-hamburkan uang untuk membeli minuman dan jajanan untuk para tamu pesta, menghabiskan waktu untuk bercanda ria tanpa memahami apa makna yang terlontarkan dari cengkramaan asyik itu.

Tamu pesta sangat diharapkan kehadirannya, berbagai macam bentuk undangan di sampaikan, design undangan paling bagus pun sudah di tampilakn untuk menarik hati, berbagai macam jajanan dan minuman siap di suguhkan hanya untuk menyambut tamu-tamu pesta, tamu memang terdiri dari berbagai kelompok ; kelompok orang-orang yang di segani sampai kelompok-kelompok orang yang baru di pedulikan akhir-akhir ini, namun ketika sudah memasuki area pesta berlangsung semua jenis kelompok ini seolah-olah sama derajatnya, atau barangkali disamakan bagi tuan rumah yang sedang berhajat, ya, begitulah. Suara yang keluar dari mulut mereka, sang tuan rumah mengharap nada yang keluar dari mulut mereka adalah perkataan yang sama, inilah yang menyebabkan tak adanya kesenjangan diantara mereka, semua jadi satu. Tak peduli dari golongan mana, tak peduli bau mulut tempat keluarnya nada, yang penting nada yang dikeluarkan sama dan ketidakpedulian dan anggapan bahwa mereka itu sama lah yang menjadi irama pengiring nada yang dilantunkan.

Sayangnya, para tamu itu pergi ntah kemana, sebagian tak tau rimbanya. Kasian sang tuan rumah. Banyak hala yang menjadi alasan para tamu untuk tidak menghadiri pesta ; undangannya bagus tapi jajanan dan minumannya sudah basi, mending saya mencari makan sendiri yang lezat meski hanya sepotong arem-arem untuk saya dan keluarga daripada ada donat, martabak, lemper, gorengan dan es cendol tapi sudah basi.
begitu katanya. Ketika ada pesta baru meminta saya untuk melantunkan nada ketika pesta usai dan amplop berisi penuh lupa lagi dengan saya, padahal yang saya butuh tidak hanya makanan di hari H tapi setiap hari saya butuh makan, begitu pula katanya.

Pesta demokrasi tidak patut jika hanya di lakukan dalam skala besar seperti negara, namun pesta demokrasi juga harus di ajarkan dengan baik kepada pemerintahan di bawah karena belajar sedari dini tentang demokrasi itu akan berefek baik di kemudian hari.

Universitas Ahmad Dahlan, salah satu kampus swasta di Yogyakarta rasa-rasanya pun akan melangsungkan pesta demokrasi dalam tempo dekat ini, terlihat beberapa benner (undangan) untuk rakyat di sebar sebagai pemberitahuan, persiapan sudah dilakukan ; dari panitia penyambut tamu, panitia penyiap jajanan dan minuman sampai dengan panitia penata sendal. Antusias sekali para panitia meski tak di bayar namun bangga memakai pakaian segaram nantinya, segaram harga 40 ribuan imbalannya. Tak hanya panitia tuan rumah yang sibuk mondar-mandir, angkat-angkat perlengkapan dan tes-tes micropon, tapi tamu-tamu kehormatan yang akan tanpil di pesta sebagai hiburan pun sibuk mempersiapkan penampilannya ; memakai jaz agar terlihat berwibawa atau memakai baju rombengan agar di hibah.i, tujuannya hanya satu, agar di lihat oleh para tamu.

Pesta benar-benar sudah di ujung tanduk, tamu kehormatan yang satu mulai menerka-nerka siapa yang akan menjadi tamu kehormatan lainnya yang juga akan berlaga di panggung hiburan, tak hanya panggung hiburan yang tujuannya menghibur hati rakyat yang sedang lara tapi juga diatas panggung sandiwara yang akan mengelabui rakyat, agar rakyat tak hanya menjadi suka cita namun juga bersorak-sorak mengeluarkan satu nada. Jika pesta demokrasi yang ada di skala besar seperti negara miskin tamu, apakah pesta demokrasi di negeri kampus ini juga akan miskin tamu atau malah memang tak ada pesta di negeri ini karena tak ada tamu??

Fenomena di Balik Praktikum

Sistem perkuliahan yang memiliki kurikulum dimana didalam sistem tersebut dikaji pula persoalan mengenai perkuliahan yang tidak hanya mengedepankan penyampaian materi kuliah didalam kelas namun juga pendalaman materi kuliah dengan terjun langsung didalamnya yang biasa disebut dengan praktikum memanglah sangat efektif dan baik, karena praktek itu lebih penting ketimbang hanya berteori saja, action itu penting ketimbang hanya berwacana saja. Dengan praktek secara langsung, tentunya membuat mahasiswa akan lebih memehami materi yang sedang di pelajarinya dan mampu memicu mahasiswa untuk menciptakan inovasi baru yang tentunya pula praktikum yang berdasarkan jurusan masing-masing mahasiswa.

Mekanisme praktikum tidak hanya di lakukan di laboraturium saja, tapi praktikum juga akan baik jika dilakukan di luar kampus, dalam artian “terjun langsung”, misalkan mahasiswa pendidikan biologi melakukan penelitian tentang klasifikasi hewan laut. Para mahasiswa Biologi langsung mengunjungi wadah-wadah tersebut, contohnya; mengunjungi pantai, laut atau pembudidayaan hewan laut. Tak hanya itu, mahasiswa Hukum misalnya, praktikum menjalankan persidangan juga akan baik jika praktek langsung ke pengadilan dan lain sebagainya.

Semua hal itu atau dengan istilah lain semua mekanisme itu akan berjalan lancar jika semua pihak dapat saling menyokong, membantu serta mendukung secara total dan maksimal. Misalkan contoh kongkretnya adalah praktikum yang memang wajib di jalankan oleh para mahasiswa adalah di laboraturium, praktikum akan menjadi efektif jika semua elemen mendukung ; mulai dari asisten praktikum, fasilitas di dalam laboraturium, materi yang di ajarkan, sampai dengan cara asisten mengajarkan atau mensharekan materi praktikum kepada para praktikan.

Tapi lain persoalannya jika mekanisme praktikum tidak dapat berjalan secara baik, banyak faktor yang dapat mendukung rusaknya mekanisme ini ; alat-alat praktikum yang sangat tidak memadai, asisten yang tidak paham dengan materi, dll. Serta keefektifan praktikum atau berhasil-tidaknya praktikum juga dapat dinilai dari seberapa besar para praktikan mampu memahami materi yang sudah di ajarkan, jika persentase praktikan yang tidak paham tentang materi praktikum lebih besar di bandingkan dengan persentase jumlah praktikan yang mampu memahami materi praktikum dan serta mampu pula mengaplikasikannya dalam praktek tentu bisa di simpulkan telah terjadi kesalahan dalam proses praktikum tersebut.

Salah satu contoh yang dapat di cermati ialah prakitkum elektronika di laboraturium elektro yang dilakukan oleh para Mahasiswa PGBI Pendidikan Fisika semester 3. Menurut saya mekanisme praktikum masih dan sangat kurang efektif, kenapa? Banyak faktor yang dapat memperjelaskan persoalan ini ; faktor utama dan yang paling utama adalah kurangnya jumlah asisten yang membimbing para praktikan melakukan praktek elektronika, 1 asisten menangani 2-3 kelompok praktikan dan 1 kelompok biasanya terdiri dari 3 orang lalu bisa di bayangkan berapa banyak praktikan yang TIDAK memahami materi praktikum, padahal praktikum elektro membutuhkan pemahaman dan ketelitian yang cukup lebih untuk mampu merangkai alat-alat listrik dan semacamnya, dan hal tersebut juga di iringi dengan waktu praktikum yang cukup singkat untuk menangani praktikum 3 kelompok dengan 1 asisten sekaligus alhasil beberapa praktikum harus tertunda dan di lanjutkan pada lain waktu. JELAS, menurut saya hal tersebut sangat merugikan praktikan - Pertama, praktikan sudah membayar UANG praktikum seharusnya praktikan juga mendapat hal yang baik dalam praktikum, ya setidaknya 1 kelompok di bimbing dengan 1 asisten. Kedua, jika tujuan dari kurikulum mengenai praktikum yang dibuat yakni dengan adanya praktikum secara langsung untuk memfasilitasi mahasiswa mampu memahami materi kuliah lebih baik, sedangkan realitanya tidak berbicara demikian alias para praktikan tidak mampu memahami materi lantaran kekurangan asisten yang membimbing berarti itu hanyalah tujuan Omong Kosong, tujuan yang hanya memenuhi kertas dengan tinta yang di tulis dengan fontsize large. Ketiga, dengan adanya jam tambahan yang harus di gunakan untuk menyelesaikan praktikum yang belum kelar yang mana seharusnya praktikum sudah selesai tepat pada waktu yang terjadwalkan, mengakibatkan praktikan harus meluangakan waktu yang seharusnya pula waktu tersebut bisa di gunakan untuk kegiatan lainnya ; misalkan agenda organisasi, melakukan tugas atau pekerjaan lain.
Bagaimna misalkan ada mahasiswa yang kegiatan di luar kampus ialah “Bekerja” mencari uang unutk memenuhi kebutuhan hidupnya, perasaan dilematis akan timbul. Satu sisi ia harus berangkat kerja sebagai tuntutan kebutuhan sedangkan sisi lain ia harus ikut ketertinggalan praktikum karena harus memperoleh data-data dari praktikum dan ingin pula memahami materi praktikum lebih dalam.

Faktor kedua yang membuat praktikum elektronika dan (ini juga terjadi pada praktikum prodi lain) tidak efektif adalah laporan yang harus di tulis tangan, jika alasannya adalah dengan metode menulis tangan laporan praktikum secara psikologis dapat membantu praktikan dalam mengingat materi praktikum, bagaimana dengan penulisan laporan praktikum dengan menulis tangan namun mencontek laporan kakak tingkat sebelumnya alias Plagiat, secara tidak langsung metode yang dianggap sangat baik dalam proses mengingat materi ini telah mengajarkan tindakan kriminal yakni Plagiat. Dan hal ini TIDAK pernah di tindaklanjuti, tidak pernah laporan praktikum di kembalikan lantara materi yang di tulis dalam laporan kawan yang satu sama dengan materi laporan praktikum yang di tulis dengan kawan lainnya atau sama dengan laporan dari kakak tingkat sebelumnya. Tentunya metode lama yang dianggap masih cocok diterapkan di zaman era teknologi ini sudah tidak sesuai lagi dan HARUS di DIHAPUSKAN.

TIDAK ADA LAGI LAPORAN PRAKTIKUM YANG DITULIS TANGAN. metode laporan praktikum di ganti dengan metode baru. Misalkan laporan di harus diketik dengan rapi, materi sebagai landasan teori minimal di ketik sebanyak 3 halaman, materi harus koheren dan berkesinambungan (hal ini sedikit mengurangi aksi copy-paste dari internet tanpa di baca terlebih dahulu) dan tentunya masih mencantumkan sumber data tersebut, atau saya rasa orang pembuat kebijakan juga akan lebih kreatif menangai hal semacam ini, apalagi melihat situasi yang kurang kondusif ini (menurutku.red) dan yang terpenting pula penanganan laporan praktikum juga harus di dukung oleh asisten praktikum tentunya, asisten yang paling memahami mengenai hal ini, jika asistennya saja nggak care alias laporan praktikum asal kumpul dan di beri nilai begitu saja semua juga akan menjadi barang yang percuma.

Praktikum ini akan berjalan efektif dengan 1 asisten yang membimbing 1 kelompok praktikum, laporan yang tidak di tulis tangan lagi serta asisten yang benar-benar care dalam pengoreksian laporan praktikum.

semoga adegan semacam itu, (kondisi praktikum di semester gasal) tidak terjadi lagi di semester genap.
amin ya Allah..

Kamis, 01 Desember 2011

Hujan Soreku #Part I





“ . . . Deras hujan yang turun mengingatkanku pada dirimu, aku masih di sini untuk setia . . . ^_^

Demikianlah, sepenggal bait lagu dari salah satu grup band papan atas indonesia, “jikustik”. Aku juga tak pernah tau, dan pernah menyadarinya ternyata aku tak pernah luput menyayikannya di kala hujan turun dan datang menyapaku, lagu itu tak pernah tertuju khusus pada seseorang tapi aku selalu merasa senang melantunkannya, berulang-ulang kali. Aneh. Memang. Dan yang lebih anehnya lagi, aku tak terlalu suka dengan bait-baitnya yang lain, hanya sepenggal bait yang demikian.

Melow, dengan segenap hati sekali aku melantunkannya. Ku tarik napas panjangku, ku bau.i hujan yang turun itu dan kemudian ku lantunkan bait itu. hehhee . . . sok romantis sendiri.
Hempt, ^_^. . . aku merasai cinta yang begitu banyak di diriku, segunung cinta yang ada di dalam hati, membuat damai, tenang dan tentram, sebenarnya bukan lantarakn bait itu saja, tapi lebih karena aku suka sekali dengan hujan, hujan di sore hari tepatnya.

Betapa nikmat yang tak pernah bisa aku ungkapkan ketika hujan turun di sore hari, aku benar-benar merasai sesuatu yang berbeda.
Tuhan, di hujan sore ini, aku ingin lantunkan bait untukMu . . .
“ . . . aku masih disini untuk setia, . .
Tuhan, takakan aku berpaling darimu, begitu aku terlalu mencintaimu, meski terkadang aku lupa dengan caraku mencintaimu, aku lalai dengan lakuku padamu, dan membuatmu sedih lantaran aku sering selingkuh dengan kesibukan-kesibukanku..
Tuhan, betapapun aku sungguh mencintaimu, tak pernah terbayangkan olehku, jika kau tak lagi mencintaiku. Aku takut akan murkaMu.
Tuhan, hanya Engkaulah yang mampu mengerti dan pahami aku.
Aku mencintaimu . . .

***
Dan hujan di sore ini, di sore yang sendu ini, aku menulis kalimat-kalimat cinta unutkmu, Tuhan. Kalimat cinta yang kutulis lewat hati, lewat perasaanku yang paling indah atas nikmat yang telah Engkau beri di kala hujan sore turun menemani senja.ku.







Jogja diSore ini, 19 November 2011.

Kamis, 29 September 2011

Jogja yang Merindukan



Namanya jogja, Jogjakarta Lengkapnya. Kota pelajar, kota budaya. Dan kota yang romantis menurutku,,, kenapa bisa jadi romantis?? Ya, seperti ini. Di jogja aku bertemu dengan orang-orang yang senantiasa menaburkan cintanya untukku.

Jogja di pagi hari hingga sore hari
Jogja selalu sibuk dengan berbagai aktivitasnnya, pagi yang menyambut dengan cinta yang terpancar dari sang mentari, mengawali kehidupan yang begitu asri, mengawali langkah menuju kesuksesan yang hakiki (dunia-akhirat), mengawali para pencari untuk menemukan apa yang ia cari, begitupun dengan aku. Jogja di pagi hari mengawali hidup ku meraih mimpi-mimpi, mimpi yang ku wujudkan dalam cita yang menggugah jiwa, jiwa-jiwa mereka yang selalu ku cinta, cita ini ku persembahkan untukmu wahai pencipta dan kuhantarkan kepadamu wahai para cinta. Mereka- orang2 yang selalu menemaniku pada kesibukan jogja di pagi hari. Berbeda dengan sore, ia menyapaku dengan senjanya yang jingga di ujung sana, menghantarkan pesan kepadaku untuk pulang, merebahkan diri di pembaringan, menghilangkan seluruh penat dan lelah yang bertengger di pundakku.

Jogja di malam hari
Meskipun jogja pagi dan sore selalu menyajikan kesibukan, keramaian, bahkan bising yang tak terhindarkan, jogja pun selalu menghadirkan malam yang penuh candu. Malam yang mampu membawa ku kemana pun aku mau, jogja dengan lampu-lampu yang menghiasi jalanan sampai pertokohan dan tak lupa pula perumahan, jogja yang selalu menghidangkan keindahan untuk pandangan. Ohh jogja di malam hari, kau menyajikan candu yang selalu kau tawarkan kepadaku, hingga aku tak pernah mampu untuk melewatkanmu.. kemarin, hari ini atau pun lusa. Kau tetap indah. Indah dengan segala rupa.

Oohh jogja.
Pagi, siang, sore dengan senja atau pun malam dengan bintang adalah tempat kita untuk bersama, bersama menoreh berbagai cerita, cerita yang akan kita sajikan untuk Indonesia atau kepada cita kita yang di ujung sana, cerita yang akan kita sampaikan kepada dunia.

JogjaNeverEndingAsia

September, 2011

Hey, My Wonder Women

Simpony cinta ini untukmu
Puisi terindah ini untukmu

Wahai engkau inspirasiku, kau yang selalu mengajariku, memberikan semangat baru bagi jiwaku.
Wahai engkau pejuangku, kau yang selalu menemani hariku, memberikan ilmu bagi otakku.
Wahai engkau bidadariku, kau yang selalu pancarkan kehangatan dari wajah teduhmu, memberikan cinta bagi hatiku
Wahai engkau cintaku, kau yang selalu mengerti keadaanku, memberikan kasih yang tulus untukku
Wahai engkau segala-galanya bagiku, ciptaan Tuhan yang begitu menawan, ciptaan yang di hadirkan untukku.
Wahai engkau yang bernama “IBU” betapa aku menyayangi dan mencintaimu.
Ku persembahakn semangatku, citaku, dan cintaku untukmu. Engkau yang selalu kurindu..



Jogja,
28 September 2011.

Perempuan ini namanya Carine*

Ini aku, seorang perempuan. Perempuan yang punya berjuta ambisi, aku takut ambisi ini bikin aku jadi frustasi, haha.. karena my dady pernah bilang begini “jangan mengkhayal cita-cita terlalu tinggi, capai dulu yang bisa di capai”. Kata-kata si dady itu bener juga, yaa orang tua sudah berpengalaman. Sebaiknya memang aku harus tau sebatas mana yang namanya ambisi dan sebatas mana yang namanya kemampuan diri untuk meraih ambisi.

Punya ambisi itu memang bagus, dan memang harus menjadi bagian dari seorang perempuan yang bernama *Carine. Hahaha..

Ambisi adalah suatu keinginan yang harus terpenuhi bagaimanapun caranya. Hahahaha. Tapi bukan berarti aku menghalalkan segala cara untuk meraihnya, ya termasuk yang pake’ paranormal gitu. Ahahha. Ini definisi “ambisi” menurutku. Dan rasanya nikmat banget kalo kita bisa menggapai ambisi itu, banyak kisah yang tertoreh, dan banyak kisah yang dapat di lukiskan, mungkin kain kanvas 10 meter juga belum muat buat ngelukis kisah-kisahku ketika mengejar ambisiku yang tak pernah habis itu. Dasar manusia, maunya selalu dan selalu, mencari kebahagian di atas kebahagian yang sudah di raih. Terkadang aku bingung juga kenpa Tuhan ciptakan manusia, dan punya sifat yang bernama “ngk pernah puas”. Pantesan ya para pejabat itu udah berkuasa pada periode ini mau tetep berkuasa di periode berikutnya, ngk puas banget kan? Trus belum lagi yang lebih ironis adlah para pencuri, mereka nggak puas hanya dengan satu kali curian, ya singkatnya mereka ketagihan untuk mencuri lagi dan itu malah berakibat fatal. Kira – kira begitulah, sesuatu yang berlebihan itu memang jadi bikin nggak asiikk. . ^_^

Kembali ke topik, “Ambisi” ya begitulah, tapi aku lebih suka menyebutnya dengan “Semangat”, ya mungkin definisinya pun berbeda. Tapi “Semangat” ataupun “Ambisi” sama saja bagiku, maka dari itu agar ambisiku tercapai dan terpenuhi semangat ku tak boleh pudar apalagi luntur. Karena Ambisi berasal dari semangat dan semangat berasal dari diriKu, iyah. Aku. Perempuan yang bernama *Carine.

Yah. Cerita dan ambisi. Banyak cerita yang bisa di bagi ketika aku asiik menggapai ambisi, cerita ketika aku begitu dengan mudahnya menggapai ambisiku, cerita ketika ada orang yang berusah mematahkan semangatku, hingga cerita ketika aku terkalahkan dengan rintangan yang menghadangku. Hahahha.. lucu, haru, bahagia, sedih, yaaa.. huru-hara banget lah rasanya.

Aku perempuan. Perempuan yang bernama *Carine, aku tak bisa di pisahkan dengan “semangat” karena semangat adalah aku. Semangat untuk meraih apapun yang ingin aku raih, semangat untuk melakukan apapun yang ingin aku lakukan namun pastinya semangat ini yang membuat aku menjadi manusia yang lebih baik dan lebih bermakna, semangat yang membuat ku berubah untuk tetap tegar dan pantang putus asa sebelum aku mengapai cita dan merasa indah di antara cita-cita.

Aku perempuan. Perempuan yang bernama *Carine. Seorang pemimpin wanita. Kenpa disebut wanita?? Perempuan adalah aku, wanita adalah sifatku. Menurut ku kata “wanita” lebih bisa di artikan sebagai kata yang mengadung makna, : orang yang tegar, mampu menghadapai semua halang rintang, tangguh dan kuat, serta seseorang yang bisa mendewasakan diri dalam menghadapi sebagai masalah.
Ya begitu.

Aku adalah perempuan, perempuan adalah wanita, wanita adalah aku.



Jogja NeverEndingAsia

September, 2011

Senin, 30 Januari 2012

Hey Afgan Gadungan . . . !!

Pagi itu saya berangkat kekampus, guna menempuh ujian mid semester yang sudah saya tempuh sejak 8 November yang lalu. Saya berangkat bersama teman saya, Mei susanti namanya, semenjak ia pindah kost yang juga menjadi kediaman saya selama 1 tahun ini, saya selalu pergi ke kampus bersamanya. Mengendarai sebuah motor methic dan saya berada tepat di belakangnya, dibonceng.

Saya dan Mei Susanti masuk di dalam sebuah kelas, ruang 318B. ruangan itu di fasilitasi AC, jadi jika sudah berada di dalamnya, segar sekali rasanya, tapi bikin kulit kering. AC atau pendingin udara memang mengeluarkan udara dingin yang menyejukkan. Namun, udara dingin yang dikeluarkan AC adalah udara dingin kering yang dihasilkan oleh kondensasi freon. Udara tersebut tidak mengandung air. Udara yang yang dihasilkan oleh AC justru relatif menyerap kelembaban lingkungan di sekitarnya. Tak pelak lagi, kandungan air yang ada di lapisan kulit kita yang berada di ruangan ber-AC pun akan terserap.

Tidak hanya berpengaruh pada kulit, sebenarnya. Ruangan ber-AC juga menyerap kandungan air dalam tubuh secara keseluruhan. Badan menjadi mudah lemas saat kandungan air dalam tubuh kita mulai berkurang.

ruangan itu cukup besar, kira-kira kapasitas orang 40.an, namun ruangan tersebut selalu saja longgar karena penghuninya hanya kisaran 15 orang. Ya. Begitulah, jumlah mahasiswa di dalam kelas ku hanya 15 mahasiswa, sedikit memang. Kelasku ini di beri julukan kelas PGBI (program guru bertaraf internasional), program ini merupakan progrma baru di kampusku, Kampus dari sebuah universitas swasta di kota budaya (Yogyakarta).

Yogyakarta merupakan sebuah provinsi yang memiliki slogan “Kota berhati Nyaman”, karena memang orang-orang di dalamnya berusaha selalu menunjukan kenyamanan hati.

Dan kampusku terletak di dalamnya, universitas swasta terbaik pada urutan ke-3 katanya, setelah UII dan UMY. Saya juga kurang paham dari standart apa yang bikin universita yang terletak di 3 lokasi ini yakni, jl. Kapas, jl. Pramuka dan jl.
Soepomo mendapat predikat demikian, atau saya rasa akan lebih baik jika mengira hal itu hanya sugesti dari masyarakat luas saja, untung-untung jika hal demikian memang benarnya adanya, tapi jika tidak? saya pun akan malu pada diri saya sendiri.

Dan kelas PGBI, begitu sebutannya adalah salah satu program yang sedang di jalankan di kampus ini, baru saja tanggal 08 Oktober kemarin menjadi acara peresmiannya atau istilah kerennya “Grand Opening”. Terlihat memang semua panitia yang tergabung di dalamnya bekerja keras dalam pelaksanaan progrma ini, ya walaupun saya juga kurang paham sekeras apa yang mereka kerjakan, setahu saya hal-hal yang berhubungan dengan hal yang demikian di usahakan dengan sebaiknya. Dan walaupun tetap saja ada kekeliruan disana-sini, ya wajarlah. Memang tak semuanya sempurna, bahkan memang tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Dzat yang sempurna. Allah, pemilik jagat raya yang super sekali ini.

Dan atas ksegala kekeliruan ini, teringat sekali. ada seorang dosen yang berkata “panitianya benar-benar tidak siap untuk menjalankan program ini, semuanya berantakan” demikian hujatnya, perkataan macam itu ia lontarkan ketika hari pertama masuk kuliah. Aneh juga dosen ini pikir saya, tapi saya juga tak bisa menyalahknya seutuhnya, ini negara demokrasi, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat dan keluh kesahnya. Ya sudah.

PGBI dikampusku belum genap satu tahun. Sejarahnya program ini terbentuk lantaran mendpat uang hibah dari DIKTI sebesar Rp Milyaran rupiah (aku tak tau tepatnya berapa) oleh karena hal tersebut, semua citivas akademika PBGI harus benar-benar amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya agar tak di kata “Hanya bisa menghabiskan uang Negara” saja. Saya pernah membaca sebuah tulisan dari seorang teman, dia berkata “semoga program ini benar-benar bertaraf internasional bukan bertarif internasional”, saya mufakat sekali dengan pernyataannya, karena memang, kita (mahasiswa.red) yang tergabung dalam kelas ini membayar iuran kuliah lebih melonjak daripada iuran biasanya.

***

Saya berangkat kuliah lebih awal hari ini, tak seperti biasa, saya selalu datang ng-pas atau terlambat sejengkal, jengkal, jengkal. . .
Saya datang ke kampus lebih awal lantaran ada sebabnya, saya penuh semangat hari ini. tak hanya karena alasan materi elektronika yang jadi mata ujian hari ini yang sudah saya pelajari dengan baik namun juga lantaran hari ini bertepat dengan hari kelahiran ibu saya, 15 November.

Pagi-pagi saya sudah menelpon ibu, mengucap selamat, dan memanjatkan do’a kepada Allah untuknya, semoga ibu di beri kesehatan, lapang rezeki, dan berkah setiap hari, begitu pembicaraan saya kepada Allah lewat do’a. mendengar suaranya, iya. Suara itulah yang menjadi amunisi saya pagi ini, yang mengakibatkan semangat saya begitu menggelegar yang hanya saya saja yang bisa merasainya.

Memang lah orang tua itu segalanya bagi buah hatinya, sejak dalam kandungan hingga kematian yang akan datang menjemput yang ntah kapan jemputan itu ada menghampiri setiap manusia yang bernyawa.

***

Awalnya saya berada didalam kelas, bersama teman-teman yang sibuk bercengkrama dengan materi elektronika. Elektronika, mata kuliah yang di ajarkan pak Andang menjadi pembicaraan hangat pagi itu. elektronika merupaka ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas dan bahan semikonduktor. Dalam elektronika terdiri dari komponen, rangkaian dan sistem. Komponen merupakan elemen terkecil dari suatu rangkaian atau sistem, dan kemudian komponen tersebut yang terdiri dari komponen aktiv dan komponen pasif tersusun menjadi rangkaian yang kemudian membentuk suatu sistem.

Komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut terdiri dari komponen aktiv yang dapat menguatkan, menyearahkan signal dan mengubah energi dari bentuk satu menjadi bentuk lain, mislanya transistor sebagai komponen yang dapat menguatkan signal listrik, diode sebagai rangkaian yang dapat mengarah signal dan LED (light emiting diade) sebagai komponen pengubah energi dan juga terdiri dari komponen pasif yang mana sebaliknay dari komponen aktiv yakni komponen yang tak mampu menguatkan, menyerahkan ataupun mengubah energi, misalkan resistor yang malah berfungsi sebagai menghambat atau membatasi arus listrik, kapasitor yang berfungsi menyimpas medan listrik dan dapat memblokir arus DC namun meneruskan arus AC serta induktor yang bersifta meneruskan pada arus DC yang bersifat menghambat pada arus AC.

Demikian, sekelumit materi untuk ujian pagi ini. saya memutuskan untuk berada di luar kelas, karena memang, saya tak mempunyai kemampuan berkonsentrasi jika berada di dalam lingkungan yang bising seperti itu, saya duduk di sebuah anak tangga, tepat di depan auditorium, yang merupakan bangunan baru di kampusku, di lantai 3 letaknya.
Tak lama aku mendengar ketukan-ketukan sepatu dari seseorang yang menaiki anak tangga dari lantai bawah, ketukan itu membuyarkan konsentrasiku dan memberi daya paksaan untukku menoleh ke arah anak tangga, arah sumber ketukan sepatu. Tak lama muncullah seorang mahasiswa, laki-laki. Aku melihatnya. Dia hanya tertunduk fokus sambil membaca se-bandel lembaran-lembaran materi yang dibawanya, dia tetap saja menunduk dan terfokus dengan materinya, saya pun demikian, saya melihatinya. Laki-laki berkacat mata, lengkap dengan pakaian style anak muda zaman sekarang dan sebuah tas yang tergantung di bahu kanannya.
Setelah melihatnya beberapa detik, membuat ingatan saya kepada seorang penyanyi solo, lelaki. Penyanyi yang khas dengan stylenya, kaca mata dan lesung di pipinya, fansnya pun terbilang banyak, kebanyakan dari kalangan kaum hawa memang, dan tentunya bukan saya di dalamnya. Afgan nama penyanyi itu, “terima kasih cinta, untuk segalanya, kau berikan lagi kesempatan itu . .. “ demikian sepenggal lirik lagunya, oh ya afganista nama club dari fans-fansnya.

Pikirku kembali pada seorang mahasiswa yang berjalan menelurusi trotoar ruangan dikampusku yang tetap saja sambil menunduk membaca materi mata kuliah yang akan di ujikan pagi itu, terlihat jelas dari rautnya ia tak punya kesiapan yang cukup untuk ujian pagi ini, sedikit saya mencermati wajahnya yang menunduk itu, mirip Afgan, penyanyi solo yang saya ceritakan baru saja, lalu berberapa detik kemudian khayalku berteriak, “nggak mirip banget, mirip dari mana????, Afgan gadungaaaaaann !!”. hahahahhaha :D

Tak lama pengawas ujianku tiba, aku masuk ruangan dan mengerjakan soal ujian. ^_^



* Ini Afgan yang aseli *



* ini Afgan gadungan, karena photonya editan. (hahahah . .:P) *

Pesta Demokrasi, Miskin Tamu . . .

Pesta Demokrasi yang salah satu agendanya adalah pemilihan wakil rakyat yang secara langsung di pilih oleh rakyat menjadi moment yang paling di tunggu-tunggu oleh sebagian rakyat, baik rakyat dalam lingkup kampus maupun lingkup dengan skala yang lebih besar yaitu negara. Namun, tak mampu di pungkiri pula bahwa sebagian rakyat menganggap bawah pesta demokrasi hanya merupakan ajang sia-sia karena meskipun berlabel demokrasi namun keputusan yang dilaksanakan terkadang bukan atas kehendak dan sesuai kebutuhan rakyat, ntahlah demokrasi macam apa ini !. tak sedikit rakyat yang menganut paham bahwa pesta demokrasi hanyalah euforia belakang, menghambur-hamburkan uang untuk membeli minuman dan jajanan untuk para tamu pesta, menghabiskan waktu untuk bercanda ria tanpa memahami apa makna yang terlontarkan dari cengkramaan asyik itu.

Tamu pesta sangat diharapkan kehadirannya, berbagai macam bentuk undangan di sampaikan, design undangan paling bagus pun sudah di tampilakn untuk menarik hati, berbagai macam jajanan dan minuman siap di suguhkan hanya untuk menyambut tamu-tamu pesta, tamu memang terdiri dari berbagai kelompok ; kelompok orang-orang yang di segani sampai kelompok-kelompok orang yang baru di pedulikan akhir-akhir ini, namun ketika sudah memasuki area pesta berlangsung semua jenis kelompok ini seolah-olah sama derajatnya, atau barangkali disamakan bagi tuan rumah yang sedang berhajat, ya, begitulah. Suara yang keluar dari mulut mereka, sang tuan rumah mengharap nada yang keluar dari mulut mereka adalah perkataan yang sama, inilah yang menyebabkan tak adanya kesenjangan diantara mereka, semua jadi satu. Tak peduli dari golongan mana, tak peduli bau mulut tempat keluarnya nada, yang penting nada yang dikeluarkan sama dan ketidakpedulian dan anggapan bahwa mereka itu sama lah yang menjadi irama pengiring nada yang dilantunkan.

Sayangnya, para tamu itu pergi ntah kemana, sebagian tak tau rimbanya. Kasian sang tuan rumah. Banyak hala yang menjadi alasan para tamu untuk tidak menghadiri pesta ; undangannya bagus tapi jajanan dan minumannya sudah basi, mending saya mencari makan sendiri yang lezat meski hanya sepotong arem-arem untuk saya dan keluarga daripada ada donat, martabak, lemper, gorengan dan es cendol tapi sudah basi.
begitu katanya. Ketika ada pesta baru meminta saya untuk melantunkan nada ketika pesta usai dan amplop berisi penuh lupa lagi dengan saya, padahal yang saya butuh tidak hanya makanan di hari H tapi setiap hari saya butuh makan, begitu pula katanya.

Pesta demokrasi tidak patut jika hanya di lakukan dalam skala besar seperti negara, namun pesta demokrasi juga harus di ajarkan dengan baik kepada pemerintahan di bawah karena belajar sedari dini tentang demokrasi itu akan berefek baik di kemudian hari.

Universitas Ahmad Dahlan, salah satu kampus swasta di Yogyakarta rasa-rasanya pun akan melangsungkan pesta demokrasi dalam tempo dekat ini, terlihat beberapa benner (undangan) untuk rakyat di sebar sebagai pemberitahuan, persiapan sudah dilakukan ; dari panitia penyambut tamu, panitia penyiap jajanan dan minuman sampai dengan panitia penata sendal. Antusias sekali para panitia meski tak di bayar namun bangga memakai pakaian segaram nantinya, segaram harga 40 ribuan imbalannya. Tak hanya panitia tuan rumah yang sibuk mondar-mandir, angkat-angkat perlengkapan dan tes-tes micropon, tapi tamu-tamu kehormatan yang akan tanpil di pesta sebagai hiburan pun sibuk mempersiapkan penampilannya ; memakai jaz agar terlihat berwibawa atau memakai baju rombengan agar di hibah.i, tujuannya hanya satu, agar di lihat oleh para tamu.

Pesta benar-benar sudah di ujung tanduk, tamu kehormatan yang satu mulai menerka-nerka siapa yang akan menjadi tamu kehormatan lainnya yang juga akan berlaga di panggung hiburan, tak hanya panggung hiburan yang tujuannya menghibur hati rakyat yang sedang lara tapi juga diatas panggung sandiwara yang akan mengelabui rakyat, agar rakyat tak hanya menjadi suka cita namun juga bersorak-sorak mengeluarkan satu nada. Jika pesta demokrasi yang ada di skala besar seperti negara miskin tamu, apakah pesta demokrasi di negeri kampus ini juga akan miskin tamu atau malah memang tak ada pesta di negeri ini karena tak ada tamu??

Fenomena di Balik Praktikum

Sistem perkuliahan yang memiliki kurikulum dimana didalam sistem tersebut dikaji pula persoalan mengenai perkuliahan yang tidak hanya mengedepankan penyampaian materi kuliah didalam kelas namun juga pendalaman materi kuliah dengan terjun langsung didalamnya yang biasa disebut dengan praktikum memanglah sangat efektif dan baik, karena praktek itu lebih penting ketimbang hanya berteori saja, action itu penting ketimbang hanya berwacana saja. Dengan praktek secara langsung, tentunya membuat mahasiswa akan lebih memehami materi yang sedang di pelajarinya dan mampu memicu mahasiswa untuk menciptakan inovasi baru yang tentunya pula praktikum yang berdasarkan jurusan masing-masing mahasiswa.

Mekanisme praktikum tidak hanya di lakukan di laboraturium saja, tapi praktikum juga akan baik jika dilakukan di luar kampus, dalam artian “terjun langsung”, misalkan mahasiswa pendidikan biologi melakukan penelitian tentang klasifikasi hewan laut. Para mahasiswa Biologi langsung mengunjungi wadah-wadah tersebut, contohnya; mengunjungi pantai, laut atau pembudidayaan hewan laut. Tak hanya itu, mahasiswa Hukum misalnya, praktikum menjalankan persidangan juga akan baik jika praktek langsung ke pengadilan dan lain sebagainya.

Semua hal itu atau dengan istilah lain semua mekanisme itu akan berjalan lancar jika semua pihak dapat saling menyokong, membantu serta mendukung secara total dan maksimal. Misalkan contoh kongkretnya adalah praktikum yang memang wajib di jalankan oleh para mahasiswa adalah di laboraturium, praktikum akan menjadi efektif jika semua elemen mendukung ; mulai dari asisten praktikum, fasilitas di dalam laboraturium, materi yang di ajarkan, sampai dengan cara asisten mengajarkan atau mensharekan materi praktikum kepada para praktikan.

Tapi lain persoalannya jika mekanisme praktikum tidak dapat berjalan secara baik, banyak faktor yang dapat mendukung rusaknya mekanisme ini ; alat-alat praktikum yang sangat tidak memadai, asisten yang tidak paham dengan materi, dll. Serta keefektifan praktikum atau berhasil-tidaknya praktikum juga dapat dinilai dari seberapa besar para praktikan mampu memahami materi yang sudah di ajarkan, jika persentase praktikan yang tidak paham tentang materi praktikum lebih besar di bandingkan dengan persentase jumlah praktikan yang mampu memahami materi praktikum dan serta mampu pula mengaplikasikannya dalam praktek tentu bisa di simpulkan telah terjadi kesalahan dalam proses praktikum tersebut.

Salah satu contoh yang dapat di cermati ialah prakitkum elektronika di laboraturium elektro yang dilakukan oleh para Mahasiswa PGBI Pendidikan Fisika semester 3. Menurut saya mekanisme praktikum masih dan sangat kurang efektif, kenapa? Banyak faktor yang dapat memperjelaskan persoalan ini ; faktor utama dan yang paling utama adalah kurangnya jumlah asisten yang membimbing para praktikan melakukan praktek elektronika, 1 asisten menangani 2-3 kelompok praktikan dan 1 kelompok biasanya terdiri dari 3 orang lalu bisa di bayangkan berapa banyak praktikan yang TIDAK memahami materi praktikum, padahal praktikum elektro membutuhkan pemahaman dan ketelitian yang cukup lebih untuk mampu merangkai alat-alat listrik dan semacamnya, dan hal tersebut juga di iringi dengan waktu praktikum yang cukup singkat untuk menangani praktikum 3 kelompok dengan 1 asisten sekaligus alhasil beberapa praktikum harus tertunda dan di lanjutkan pada lain waktu. JELAS, menurut saya hal tersebut sangat merugikan praktikan - Pertama, praktikan sudah membayar UANG praktikum seharusnya praktikan juga mendapat hal yang baik dalam praktikum, ya setidaknya 1 kelompok di bimbing dengan 1 asisten. Kedua, jika tujuan dari kurikulum mengenai praktikum yang dibuat yakni dengan adanya praktikum secara langsung untuk memfasilitasi mahasiswa mampu memahami materi kuliah lebih baik, sedangkan realitanya tidak berbicara demikian alias para praktikan tidak mampu memahami materi lantaran kekurangan asisten yang membimbing berarti itu hanyalah tujuan Omong Kosong, tujuan yang hanya memenuhi kertas dengan tinta yang di tulis dengan fontsize large. Ketiga, dengan adanya jam tambahan yang harus di gunakan untuk menyelesaikan praktikum yang belum kelar yang mana seharusnya praktikum sudah selesai tepat pada waktu yang terjadwalkan, mengakibatkan praktikan harus meluangakan waktu yang seharusnya pula waktu tersebut bisa di gunakan untuk kegiatan lainnya ; misalkan agenda organisasi, melakukan tugas atau pekerjaan lain.
Bagaimna misalkan ada mahasiswa yang kegiatan di luar kampus ialah “Bekerja” mencari uang unutk memenuhi kebutuhan hidupnya, perasaan dilematis akan timbul. Satu sisi ia harus berangkat kerja sebagai tuntutan kebutuhan sedangkan sisi lain ia harus ikut ketertinggalan praktikum karena harus memperoleh data-data dari praktikum dan ingin pula memahami materi praktikum lebih dalam.

Faktor kedua yang membuat praktikum elektronika dan (ini juga terjadi pada praktikum prodi lain) tidak efektif adalah laporan yang harus di tulis tangan, jika alasannya adalah dengan metode menulis tangan laporan praktikum secara psikologis dapat membantu praktikan dalam mengingat materi praktikum, bagaimana dengan penulisan laporan praktikum dengan menulis tangan namun mencontek laporan kakak tingkat sebelumnya alias Plagiat, secara tidak langsung metode yang dianggap sangat baik dalam proses mengingat materi ini telah mengajarkan tindakan kriminal yakni Plagiat. Dan hal ini TIDAK pernah di tindaklanjuti, tidak pernah laporan praktikum di kembalikan lantara materi yang di tulis dalam laporan kawan yang satu sama dengan materi laporan praktikum yang di tulis dengan kawan lainnya atau sama dengan laporan dari kakak tingkat sebelumnya. Tentunya metode lama yang dianggap masih cocok diterapkan di zaman era teknologi ini sudah tidak sesuai lagi dan HARUS di DIHAPUSKAN.

TIDAK ADA LAGI LAPORAN PRAKTIKUM YANG DITULIS TANGAN. metode laporan praktikum di ganti dengan metode baru. Misalkan laporan di harus diketik dengan rapi, materi sebagai landasan teori minimal di ketik sebanyak 3 halaman, materi harus koheren dan berkesinambungan (hal ini sedikit mengurangi aksi copy-paste dari internet tanpa di baca terlebih dahulu) dan tentunya masih mencantumkan sumber data tersebut, atau saya rasa orang pembuat kebijakan juga akan lebih kreatif menangai hal semacam ini, apalagi melihat situasi yang kurang kondusif ini (menurutku.red) dan yang terpenting pula penanganan laporan praktikum juga harus di dukung oleh asisten praktikum tentunya, asisten yang paling memahami mengenai hal ini, jika asistennya saja nggak care alias laporan praktikum asal kumpul dan di beri nilai begitu saja semua juga akan menjadi barang yang percuma.

Praktikum ini akan berjalan efektif dengan 1 asisten yang membimbing 1 kelompok praktikum, laporan yang tidak di tulis tangan lagi serta asisten yang benar-benar care dalam pengoreksian laporan praktikum.

semoga adegan semacam itu, (kondisi praktikum di semester gasal) tidak terjadi lagi di semester genap.
amin ya Allah..

Kamis, 01 Desember 2011

Hujan Soreku #Part I





“ . . . Deras hujan yang turun mengingatkanku pada dirimu, aku masih di sini untuk setia . . . ^_^

Demikianlah, sepenggal bait lagu dari salah satu grup band papan atas indonesia, “jikustik”. Aku juga tak pernah tau, dan pernah menyadarinya ternyata aku tak pernah luput menyayikannya di kala hujan turun dan datang menyapaku, lagu itu tak pernah tertuju khusus pada seseorang tapi aku selalu merasa senang melantunkannya, berulang-ulang kali. Aneh. Memang. Dan yang lebih anehnya lagi, aku tak terlalu suka dengan bait-baitnya yang lain, hanya sepenggal bait yang demikian.

Melow, dengan segenap hati sekali aku melantunkannya. Ku tarik napas panjangku, ku bau.i hujan yang turun itu dan kemudian ku lantunkan bait itu. hehhee . . . sok romantis sendiri.
Hempt, ^_^. . . aku merasai cinta yang begitu banyak di diriku, segunung cinta yang ada di dalam hati, membuat damai, tenang dan tentram, sebenarnya bukan lantarakn bait itu saja, tapi lebih karena aku suka sekali dengan hujan, hujan di sore hari tepatnya.

Betapa nikmat yang tak pernah bisa aku ungkapkan ketika hujan turun di sore hari, aku benar-benar merasai sesuatu yang berbeda.
Tuhan, di hujan sore ini, aku ingin lantunkan bait untukMu . . .
“ . . . aku masih disini untuk setia, . .
Tuhan, takakan aku berpaling darimu, begitu aku terlalu mencintaimu, meski terkadang aku lupa dengan caraku mencintaimu, aku lalai dengan lakuku padamu, dan membuatmu sedih lantaran aku sering selingkuh dengan kesibukan-kesibukanku..
Tuhan, betapapun aku sungguh mencintaimu, tak pernah terbayangkan olehku, jika kau tak lagi mencintaiku. Aku takut akan murkaMu.
Tuhan, hanya Engkaulah yang mampu mengerti dan pahami aku.
Aku mencintaimu . . .

***
Dan hujan di sore ini, di sore yang sendu ini, aku menulis kalimat-kalimat cinta unutkmu, Tuhan. Kalimat cinta yang kutulis lewat hati, lewat perasaanku yang paling indah atas nikmat yang telah Engkau beri di kala hujan sore turun menemani senja.ku.







Jogja diSore ini, 19 November 2011.

Kamis, 29 September 2011

Jogja yang Merindukan



Namanya jogja, Jogjakarta Lengkapnya. Kota pelajar, kota budaya. Dan kota yang romantis menurutku,,, kenapa bisa jadi romantis?? Ya, seperti ini. Di jogja aku bertemu dengan orang-orang yang senantiasa menaburkan cintanya untukku.

Jogja di pagi hari hingga sore hari
Jogja selalu sibuk dengan berbagai aktivitasnnya, pagi yang menyambut dengan cinta yang terpancar dari sang mentari, mengawali kehidupan yang begitu asri, mengawali langkah menuju kesuksesan yang hakiki (dunia-akhirat), mengawali para pencari untuk menemukan apa yang ia cari, begitupun dengan aku. Jogja di pagi hari mengawali hidup ku meraih mimpi-mimpi, mimpi yang ku wujudkan dalam cita yang menggugah jiwa, jiwa-jiwa mereka yang selalu ku cinta, cita ini ku persembahkan untukmu wahai pencipta dan kuhantarkan kepadamu wahai para cinta. Mereka- orang2 yang selalu menemaniku pada kesibukan jogja di pagi hari. Berbeda dengan sore, ia menyapaku dengan senjanya yang jingga di ujung sana, menghantarkan pesan kepadaku untuk pulang, merebahkan diri di pembaringan, menghilangkan seluruh penat dan lelah yang bertengger di pundakku.

Jogja di malam hari
Meskipun jogja pagi dan sore selalu menyajikan kesibukan, keramaian, bahkan bising yang tak terhindarkan, jogja pun selalu menghadirkan malam yang penuh candu. Malam yang mampu membawa ku kemana pun aku mau, jogja dengan lampu-lampu yang menghiasi jalanan sampai pertokohan dan tak lupa pula perumahan, jogja yang selalu menghidangkan keindahan untuk pandangan. Ohh jogja di malam hari, kau menyajikan candu yang selalu kau tawarkan kepadaku, hingga aku tak pernah mampu untuk melewatkanmu.. kemarin, hari ini atau pun lusa. Kau tetap indah. Indah dengan segala rupa.

Oohh jogja.
Pagi, siang, sore dengan senja atau pun malam dengan bintang adalah tempat kita untuk bersama, bersama menoreh berbagai cerita, cerita yang akan kita sajikan untuk Indonesia atau kepada cita kita yang di ujung sana, cerita yang akan kita sampaikan kepada dunia.

JogjaNeverEndingAsia

September, 2011

Hey, My Wonder Women

Simpony cinta ini untukmu
Puisi terindah ini untukmu

Wahai engkau inspirasiku, kau yang selalu mengajariku, memberikan semangat baru bagi jiwaku.
Wahai engkau pejuangku, kau yang selalu menemani hariku, memberikan ilmu bagi otakku.
Wahai engkau bidadariku, kau yang selalu pancarkan kehangatan dari wajah teduhmu, memberikan cinta bagi hatiku
Wahai engkau cintaku, kau yang selalu mengerti keadaanku, memberikan kasih yang tulus untukku
Wahai engkau segala-galanya bagiku, ciptaan Tuhan yang begitu menawan, ciptaan yang di hadirkan untukku.
Wahai engkau yang bernama “IBU” betapa aku menyayangi dan mencintaimu.
Ku persembahakn semangatku, citaku, dan cintaku untukmu. Engkau yang selalu kurindu..



Jogja,
28 September 2011.

Perempuan ini namanya Carine*

Ini aku, seorang perempuan. Perempuan yang punya berjuta ambisi, aku takut ambisi ini bikin aku jadi frustasi, haha.. karena my dady pernah bilang begini “jangan mengkhayal cita-cita terlalu tinggi, capai dulu yang bisa di capai”. Kata-kata si dady itu bener juga, yaa orang tua sudah berpengalaman. Sebaiknya memang aku harus tau sebatas mana yang namanya ambisi dan sebatas mana yang namanya kemampuan diri untuk meraih ambisi.

Punya ambisi itu memang bagus, dan memang harus menjadi bagian dari seorang perempuan yang bernama *Carine. Hahaha..

Ambisi adalah suatu keinginan yang harus terpenuhi bagaimanapun caranya. Hahahaha. Tapi bukan berarti aku menghalalkan segala cara untuk meraihnya, ya termasuk yang pake’ paranormal gitu. Ahahha. Ini definisi “ambisi” menurutku. Dan rasanya nikmat banget kalo kita bisa menggapai ambisi itu, banyak kisah yang tertoreh, dan banyak kisah yang dapat di lukiskan, mungkin kain kanvas 10 meter juga belum muat buat ngelukis kisah-kisahku ketika mengejar ambisiku yang tak pernah habis itu. Dasar manusia, maunya selalu dan selalu, mencari kebahagian di atas kebahagian yang sudah di raih. Terkadang aku bingung juga kenpa Tuhan ciptakan manusia, dan punya sifat yang bernama “ngk pernah puas”. Pantesan ya para pejabat itu udah berkuasa pada periode ini mau tetep berkuasa di periode berikutnya, ngk puas banget kan? Trus belum lagi yang lebih ironis adlah para pencuri, mereka nggak puas hanya dengan satu kali curian, ya singkatnya mereka ketagihan untuk mencuri lagi dan itu malah berakibat fatal. Kira – kira begitulah, sesuatu yang berlebihan itu memang jadi bikin nggak asiikk. . ^_^

Kembali ke topik, “Ambisi” ya begitulah, tapi aku lebih suka menyebutnya dengan “Semangat”, ya mungkin definisinya pun berbeda. Tapi “Semangat” ataupun “Ambisi” sama saja bagiku, maka dari itu agar ambisiku tercapai dan terpenuhi semangat ku tak boleh pudar apalagi luntur. Karena Ambisi berasal dari semangat dan semangat berasal dari diriKu, iyah. Aku. Perempuan yang bernama *Carine.

Yah. Cerita dan ambisi. Banyak cerita yang bisa di bagi ketika aku asiik menggapai ambisi, cerita ketika aku begitu dengan mudahnya menggapai ambisiku, cerita ketika ada orang yang berusah mematahkan semangatku, hingga cerita ketika aku terkalahkan dengan rintangan yang menghadangku. Hahahha.. lucu, haru, bahagia, sedih, yaaa.. huru-hara banget lah rasanya.

Aku perempuan. Perempuan yang bernama *Carine, aku tak bisa di pisahkan dengan “semangat” karena semangat adalah aku. Semangat untuk meraih apapun yang ingin aku raih, semangat untuk melakukan apapun yang ingin aku lakukan namun pastinya semangat ini yang membuat aku menjadi manusia yang lebih baik dan lebih bermakna, semangat yang membuat ku berubah untuk tetap tegar dan pantang putus asa sebelum aku mengapai cita dan merasa indah di antara cita-cita.

Aku perempuan. Perempuan yang bernama *Carine. Seorang pemimpin wanita. Kenpa disebut wanita?? Perempuan adalah aku, wanita adalah sifatku. Menurut ku kata “wanita” lebih bisa di artikan sebagai kata yang mengadung makna, : orang yang tegar, mampu menghadapai semua halang rintang, tangguh dan kuat, serta seseorang yang bisa mendewasakan diri dalam menghadapi sebagai masalah.
Ya begitu.

Aku adalah perempuan, perempuan adalah wanita, wanita adalah aku.



Jogja NeverEndingAsia

September, 2011