Pages

Senin, 30 Januari 2012

Hey Afgan Gadungan . . . !!

Pagi itu saya berangkat kekampus, guna menempuh ujian mid semester yang sudah saya tempuh sejak 8 November yang lalu. Saya berangkat bersama teman saya, Mei susanti namanya, semenjak ia pindah kost yang juga menjadi kediaman saya selama 1 tahun ini, saya selalu pergi ke kampus bersamanya. Mengendarai sebuah motor methic dan saya berada tepat di belakangnya, dibonceng.

Saya dan Mei Susanti masuk di dalam sebuah kelas, ruang 318B. ruangan itu di fasilitasi AC, jadi jika sudah berada di dalamnya, segar sekali rasanya, tapi bikin kulit kering. AC atau pendingin udara memang mengeluarkan udara dingin yang menyejukkan. Namun, udara dingin yang dikeluarkan AC adalah udara dingin kering yang dihasilkan oleh kondensasi freon. Udara tersebut tidak mengandung air. Udara yang yang dihasilkan oleh AC justru relatif menyerap kelembaban lingkungan di sekitarnya. Tak pelak lagi, kandungan air yang ada di lapisan kulit kita yang berada di ruangan ber-AC pun akan terserap.

Tidak hanya berpengaruh pada kulit, sebenarnya. Ruangan ber-AC juga menyerap kandungan air dalam tubuh secara keseluruhan. Badan menjadi mudah lemas saat kandungan air dalam tubuh kita mulai berkurang.

ruangan itu cukup besar, kira-kira kapasitas orang 40.an, namun ruangan tersebut selalu saja longgar karena penghuninya hanya kisaran 15 orang. Ya. Begitulah, jumlah mahasiswa di dalam kelas ku hanya 15 mahasiswa, sedikit memang. Kelasku ini di beri julukan kelas PGBI (program guru bertaraf internasional), program ini merupakan progrma baru di kampusku, Kampus dari sebuah universitas swasta di kota budaya (Yogyakarta).

Yogyakarta merupakan sebuah provinsi yang memiliki slogan “Kota berhati Nyaman”, karena memang orang-orang di dalamnya berusaha selalu menunjukan kenyamanan hati.

Dan kampusku terletak di dalamnya, universitas swasta terbaik pada urutan ke-3 katanya, setelah UII dan UMY. Saya juga kurang paham dari standart apa yang bikin universita yang terletak di 3 lokasi ini yakni, jl. Kapas, jl. Pramuka dan jl.
Soepomo mendapat predikat demikian, atau saya rasa akan lebih baik jika mengira hal itu hanya sugesti dari masyarakat luas saja, untung-untung jika hal demikian memang benarnya adanya, tapi jika tidak? saya pun akan malu pada diri saya sendiri.

Dan kelas PGBI, begitu sebutannya adalah salah satu program yang sedang di jalankan di kampus ini, baru saja tanggal 08 Oktober kemarin menjadi acara peresmiannya atau istilah kerennya “Grand Opening”. Terlihat memang semua panitia yang tergabung di dalamnya bekerja keras dalam pelaksanaan progrma ini, ya walaupun saya juga kurang paham sekeras apa yang mereka kerjakan, setahu saya hal-hal yang berhubungan dengan hal yang demikian di usahakan dengan sebaiknya. Dan walaupun tetap saja ada kekeliruan disana-sini, ya wajarlah. Memang tak semuanya sempurna, bahkan memang tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Dzat yang sempurna. Allah, pemilik jagat raya yang super sekali ini.

Dan atas ksegala kekeliruan ini, teringat sekali. ada seorang dosen yang berkata “panitianya benar-benar tidak siap untuk menjalankan program ini, semuanya berantakan” demikian hujatnya, perkataan macam itu ia lontarkan ketika hari pertama masuk kuliah. Aneh juga dosen ini pikir saya, tapi saya juga tak bisa menyalahknya seutuhnya, ini negara demokrasi, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat dan keluh kesahnya. Ya sudah.

PGBI dikampusku belum genap satu tahun. Sejarahnya program ini terbentuk lantaran mendpat uang hibah dari DIKTI sebesar Rp Milyaran rupiah (aku tak tau tepatnya berapa) oleh karena hal tersebut, semua citivas akademika PBGI harus benar-benar amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya agar tak di kata “Hanya bisa menghabiskan uang Negara” saja. Saya pernah membaca sebuah tulisan dari seorang teman, dia berkata “semoga program ini benar-benar bertaraf internasional bukan bertarif internasional”, saya mufakat sekali dengan pernyataannya, karena memang, kita (mahasiswa.red) yang tergabung dalam kelas ini membayar iuran kuliah lebih melonjak daripada iuran biasanya.

***

Saya berangkat kuliah lebih awal hari ini, tak seperti biasa, saya selalu datang ng-pas atau terlambat sejengkal, jengkal, jengkal. . .
Saya datang ke kampus lebih awal lantaran ada sebabnya, saya penuh semangat hari ini. tak hanya karena alasan materi elektronika yang jadi mata ujian hari ini yang sudah saya pelajari dengan baik namun juga lantaran hari ini bertepat dengan hari kelahiran ibu saya, 15 November.

Pagi-pagi saya sudah menelpon ibu, mengucap selamat, dan memanjatkan do’a kepada Allah untuknya, semoga ibu di beri kesehatan, lapang rezeki, dan berkah setiap hari, begitu pembicaraan saya kepada Allah lewat do’a. mendengar suaranya, iya. Suara itulah yang menjadi amunisi saya pagi ini, yang mengakibatkan semangat saya begitu menggelegar yang hanya saya saja yang bisa merasainya.

Memang lah orang tua itu segalanya bagi buah hatinya, sejak dalam kandungan hingga kematian yang akan datang menjemput yang ntah kapan jemputan itu ada menghampiri setiap manusia yang bernyawa.

***

Awalnya saya berada didalam kelas, bersama teman-teman yang sibuk bercengkrama dengan materi elektronika. Elektronika, mata kuliah yang di ajarkan pak Andang menjadi pembicaraan hangat pagi itu. elektronika merupaka ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas dan bahan semikonduktor. Dalam elektronika terdiri dari komponen, rangkaian dan sistem. Komponen merupakan elemen terkecil dari suatu rangkaian atau sistem, dan kemudian komponen tersebut yang terdiri dari komponen aktiv dan komponen pasif tersusun menjadi rangkaian yang kemudian membentuk suatu sistem.

Komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut terdiri dari komponen aktiv yang dapat menguatkan, menyearahkan signal dan mengubah energi dari bentuk satu menjadi bentuk lain, mislanya transistor sebagai komponen yang dapat menguatkan signal listrik, diode sebagai rangkaian yang dapat mengarah signal dan LED (light emiting diade) sebagai komponen pengubah energi dan juga terdiri dari komponen pasif yang mana sebaliknay dari komponen aktiv yakni komponen yang tak mampu menguatkan, menyerahkan ataupun mengubah energi, misalkan resistor yang malah berfungsi sebagai menghambat atau membatasi arus listrik, kapasitor yang berfungsi menyimpas medan listrik dan dapat memblokir arus DC namun meneruskan arus AC serta induktor yang bersifta meneruskan pada arus DC yang bersifat menghambat pada arus AC.

Demikian, sekelumit materi untuk ujian pagi ini. saya memutuskan untuk berada di luar kelas, karena memang, saya tak mempunyai kemampuan berkonsentrasi jika berada di dalam lingkungan yang bising seperti itu, saya duduk di sebuah anak tangga, tepat di depan auditorium, yang merupakan bangunan baru di kampusku, di lantai 3 letaknya.
Tak lama aku mendengar ketukan-ketukan sepatu dari seseorang yang menaiki anak tangga dari lantai bawah, ketukan itu membuyarkan konsentrasiku dan memberi daya paksaan untukku menoleh ke arah anak tangga, arah sumber ketukan sepatu. Tak lama muncullah seorang mahasiswa, laki-laki. Aku melihatnya. Dia hanya tertunduk fokus sambil membaca se-bandel lembaran-lembaran materi yang dibawanya, dia tetap saja menunduk dan terfokus dengan materinya, saya pun demikian, saya melihatinya. Laki-laki berkacat mata, lengkap dengan pakaian style anak muda zaman sekarang dan sebuah tas yang tergantung di bahu kanannya.
Setelah melihatnya beberapa detik, membuat ingatan saya kepada seorang penyanyi solo, lelaki. Penyanyi yang khas dengan stylenya, kaca mata dan lesung di pipinya, fansnya pun terbilang banyak, kebanyakan dari kalangan kaum hawa memang, dan tentunya bukan saya di dalamnya. Afgan nama penyanyi itu, “terima kasih cinta, untuk segalanya, kau berikan lagi kesempatan itu . .. “ demikian sepenggal lirik lagunya, oh ya afganista nama club dari fans-fansnya.

Pikirku kembali pada seorang mahasiswa yang berjalan menelurusi trotoar ruangan dikampusku yang tetap saja sambil menunduk membaca materi mata kuliah yang akan di ujikan pagi itu, terlihat jelas dari rautnya ia tak punya kesiapan yang cukup untuk ujian pagi ini, sedikit saya mencermati wajahnya yang menunduk itu, mirip Afgan, penyanyi solo yang saya ceritakan baru saja, lalu berberapa detik kemudian khayalku berteriak, “nggak mirip banget, mirip dari mana????, Afgan gadungaaaaaann !!”. hahahahhaha :D

Tak lama pengawas ujianku tiba, aku masuk ruangan dan mengerjakan soal ujian. ^_^



* Ini Afgan yang aseli *



* ini Afgan gadungan, karena photonya editan. (hahahah . .:P) *

Senin, 30 Januari 2012

Hey Afgan Gadungan . . . !!

Pagi itu saya berangkat kekampus, guna menempuh ujian mid semester yang sudah saya tempuh sejak 8 November yang lalu. Saya berangkat bersama teman saya, Mei susanti namanya, semenjak ia pindah kost yang juga menjadi kediaman saya selama 1 tahun ini, saya selalu pergi ke kampus bersamanya. Mengendarai sebuah motor methic dan saya berada tepat di belakangnya, dibonceng.

Saya dan Mei Susanti masuk di dalam sebuah kelas, ruang 318B. ruangan itu di fasilitasi AC, jadi jika sudah berada di dalamnya, segar sekali rasanya, tapi bikin kulit kering. AC atau pendingin udara memang mengeluarkan udara dingin yang menyejukkan. Namun, udara dingin yang dikeluarkan AC adalah udara dingin kering yang dihasilkan oleh kondensasi freon. Udara tersebut tidak mengandung air. Udara yang yang dihasilkan oleh AC justru relatif menyerap kelembaban lingkungan di sekitarnya. Tak pelak lagi, kandungan air yang ada di lapisan kulit kita yang berada di ruangan ber-AC pun akan terserap.

Tidak hanya berpengaruh pada kulit, sebenarnya. Ruangan ber-AC juga menyerap kandungan air dalam tubuh secara keseluruhan. Badan menjadi mudah lemas saat kandungan air dalam tubuh kita mulai berkurang.

ruangan itu cukup besar, kira-kira kapasitas orang 40.an, namun ruangan tersebut selalu saja longgar karena penghuninya hanya kisaran 15 orang. Ya. Begitulah, jumlah mahasiswa di dalam kelas ku hanya 15 mahasiswa, sedikit memang. Kelasku ini di beri julukan kelas PGBI (program guru bertaraf internasional), program ini merupakan progrma baru di kampusku, Kampus dari sebuah universitas swasta di kota budaya (Yogyakarta).

Yogyakarta merupakan sebuah provinsi yang memiliki slogan “Kota berhati Nyaman”, karena memang orang-orang di dalamnya berusaha selalu menunjukan kenyamanan hati.

Dan kampusku terletak di dalamnya, universitas swasta terbaik pada urutan ke-3 katanya, setelah UII dan UMY. Saya juga kurang paham dari standart apa yang bikin universita yang terletak di 3 lokasi ini yakni, jl. Kapas, jl. Pramuka dan jl.
Soepomo mendapat predikat demikian, atau saya rasa akan lebih baik jika mengira hal itu hanya sugesti dari masyarakat luas saja, untung-untung jika hal demikian memang benarnya adanya, tapi jika tidak? saya pun akan malu pada diri saya sendiri.

Dan kelas PGBI, begitu sebutannya adalah salah satu program yang sedang di jalankan di kampus ini, baru saja tanggal 08 Oktober kemarin menjadi acara peresmiannya atau istilah kerennya “Grand Opening”. Terlihat memang semua panitia yang tergabung di dalamnya bekerja keras dalam pelaksanaan progrma ini, ya walaupun saya juga kurang paham sekeras apa yang mereka kerjakan, setahu saya hal-hal yang berhubungan dengan hal yang demikian di usahakan dengan sebaiknya. Dan walaupun tetap saja ada kekeliruan disana-sini, ya wajarlah. Memang tak semuanya sempurna, bahkan memang tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Dzat yang sempurna. Allah, pemilik jagat raya yang super sekali ini.

Dan atas ksegala kekeliruan ini, teringat sekali. ada seorang dosen yang berkata “panitianya benar-benar tidak siap untuk menjalankan program ini, semuanya berantakan” demikian hujatnya, perkataan macam itu ia lontarkan ketika hari pertama masuk kuliah. Aneh juga dosen ini pikir saya, tapi saya juga tak bisa menyalahknya seutuhnya, ini negara demokrasi, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat dan keluh kesahnya. Ya sudah.

PGBI dikampusku belum genap satu tahun. Sejarahnya program ini terbentuk lantaran mendpat uang hibah dari DIKTI sebesar Rp Milyaran rupiah (aku tak tau tepatnya berapa) oleh karena hal tersebut, semua citivas akademika PBGI harus benar-benar amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya agar tak di kata “Hanya bisa menghabiskan uang Negara” saja. Saya pernah membaca sebuah tulisan dari seorang teman, dia berkata “semoga program ini benar-benar bertaraf internasional bukan bertarif internasional”, saya mufakat sekali dengan pernyataannya, karena memang, kita (mahasiswa.red) yang tergabung dalam kelas ini membayar iuran kuliah lebih melonjak daripada iuran biasanya.

***

Saya berangkat kuliah lebih awal hari ini, tak seperti biasa, saya selalu datang ng-pas atau terlambat sejengkal, jengkal, jengkal. . .
Saya datang ke kampus lebih awal lantaran ada sebabnya, saya penuh semangat hari ini. tak hanya karena alasan materi elektronika yang jadi mata ujian hari ini yang sudah saya pelajari dengan baik namun juga lantaran hari ini bertepat dengan hari kelahiran ibu saya, 15 November.

Pagi-pagi saya sudah menelpon ibu, mengucap selamat, dan memanjatkan do’a kepada Allah untuknya, semoga ibu di beri kesehatan, lapang rezeki, dan berkah setiap hari, begitu pembicaraan saya kepada Allah lewat do’a. mendengar suaranya, iya. Suara itulah yang menjadi amunisi saya pagi ini, yang mengakibatkan semangat saya begitu menggelegar yang hanya saya saja yang bisa merasainya.

Memang lah orang tua itu segalanya bagi buah hatinya, sejak dalam kandungan hingga kematian yang akan datang menjemput yang ntah kapan jemputan itu ada menghampiri setiap manusia yang bernyawa.

***

Awalnya saya berada didalam kelas, bersama teman-teman yang sibuk bercengkrama dengan materi elektronika. Elektronika, mata kuliah yang di ajarkan pak Andang menjadi pembicaraan hangat pagi itu. elektronika merupaka ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas dan bahan semikonduktor. Dalam elektronika terdiri dari komponen, rangkaian dan sistem. Komponen merupakan elemen terkecil dari suatu rangkaian atau sistem, dan kemudian komponen tersebut yang terdiri dari komponen aktiv dan komponen pasif tersusun menjadi rangkaian yang kemudian membentuk suatu sistem.

Komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut terdiri dari komponen aktiv yang dapat menguatkan, menyearahkan signal dan mengubah energi dari bentuk satu menjadi bentuk lain, mislanya transistor sebagai komponen yang dapat menguatkan signal listrik, diode sebagai rangkaian yang dapat mengarah signal dan LED (light emiting diade) sebagai komponen pengubah energi dan juga terdiri dari komponen pasif yang mana sebaliknay dari komponen aktiv yakni komponen yang tak mampu menguatkan, menyerahkan ataupun mengubah energi, misalkan resistor yang malah berfungsi sebagai menghambat atau membatasi arus listrik, kapasitor yang berfungsi menyimpas medan listrik dan dapat memblokir arus DC namun meneruskan arus AC serta induktor yang bersifta meneruskan pada arus DC yang bersifat menghambat pada arus AC.

Demikian, sekelumit materi untuk ujian pagi ini. saya memutuskan untuk berada di luar kelas, karena memang, saya tak mempunyai kemampuan berkonsentrasi jika berada di dalam lingkungan yang bising seperti itu, saya duduk di sebuah anak tangga, tepat di depan auditorium, yang merupakan bangunan baru di kampusku, di lantai 3 letaknya.
Tak lama aku mendengar ketukan-ketukan sepatu dari seseorang yang menaiki anak tangga dari lantai bawah, ketukan itu membuyarkan konsentrasiku dan memberi daya paksaan untukku menoleh ke arah anak tangga, arah sumber ketukan sepatu. Tak lama muncullah seorang mahasiswa, laki-laki. Aku melihatnya. Dia hanya tertunduk fokus sambil membaca se-bandel lembaran-lembaran materi yang dibawanya, dia tetap saja menunduk dan terfokus dengan materinya, saya pun demikian, saya melihatinya. Laki-laki berkacat mata, lengkap dengan pakaian style anak muda zaman sekarang dan sebuah tas yang tergantung di bahu kanannya.
Setelah melihatnya beberapa detik, membuat ingatan saya kepada seorang penyanyi solo, lelaki. Penyanyi yang khas dengan stylenya, kaca mata dan lesung di pipinya, fansnya pun terbilang banyak, kebanyakan dari kalangan kaum hawa memang, dan tentunya bukan saya di dalamnya. Afgan nama penyanyi itu, “terima kasih cinta, untuk segalanya, kau berikan lagi kesempatan itu . .. “ demikian sepenggal lirik lagunya, oh ya afganista nama club dari fans-fansnya.

Pikirku kembali pada seorang mahasiswa yang berjalan menelurusi trotoar ruangan dikampusku yang tetap saja sambil menunduk membaca materi mata kuliah yang akan di ujikan pagi itu, terlihat jelas dari rautnya ia tak punya kesiapan yang cukup untuk ujian pagi ini, sedikit saya mencermati wajahnya yang menunduk itu, mirip Afgan, penyanyi solo yang saya ceritakan baru saja, lalu berberapa detik kemudian khayalku berteriak, “nggak mirip banget, mirip dari mana????, Afgan gadungaaaaaann !!”. hahahahhaha :D

Tak lama pengawas ujianku tiba, aku masuk ruangan dan mengerjakan soal ujian. ^_^



* Ini Afgan yang aseli *



* ini Afgan gadungan, karena photonya editan. (hahahah . .:P) *