Pages

Jumat, 10 Juni 2011

Hidup ini sulit di tebak.

Hidup ini sulit di tebak.

Banyak kisah nyata yang terkadang di luar nalar manusia, namun kisah itu memberikan pelajaran dan makna yang begitu mendalam. Seperti sebuah buku yang baru saja selesai saya santap dengan penuh khitmat, mata saya megikuti kata demi kata yang mengalir dalam buku yang berjudul “Meniti di Atas Kabut” itu. Sungguh. Sebuah kisah yang menakjubkan, menggugah jiwa dan perasaan saya. Saya menuntaskan buku itu lebih dari 1 minggu rasanya, hehhee.. tertunda karena alasan yang sangat klasik, ya banyak pekerjaan yang harus saya lakukan. Tugas kuliah. Walaupun demikian ingatan saya tentang alur kisah yang di ceritakan dalam buku itu tetap tersimpan di benak saya sehingga saya pun tak perlu mengulangi bacaan.

Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari buku ini, pelajaran yang sungguh luar biasa.

Seorang remaja dengan latar belakang keluarga yang kurang sekali pemahamannya terhadap agama bisa menjadi seseorang yang mampu memimpin rumah tangga dengan yang senantiasa menciptakan syariat islam di dalam menjalankan bahtera rumah tangganya. Abbas namanya. Keteguhan dan keuletan hatinya yang terus berusaha mencari tentang pemahaman agama membuat saya semakin bersemangat untuk ikut terjun dalam proses pemahaman akan ajaran islam yang menyejukan hati ini, subhannallah. Lingkungan keluarga dan kampungnya yang hanya berpaham agama biasa-biasa saja serta kehidupan remaja-remaja di kampungnya tidak mempengaruhinya dan ia tidak terlarut didalmnya, ia tetap berusaha pada prinsip hidupnya walaupun terkadang ia juga tak bisa menolak ajakan teman seusianya melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Keinginannya untuk bisa memahami islam secara baik benar-benar ia perjuangkan. Satu pelajaran dari sini “bahwa segala sesuatu dibutuhkan perjuangan, termasuk hidup. Hidup adalah perjuangan”. Ia mengikuti pengajian secara diam-diam di kampung seberang, ia mengaji bersama anak-anak lainnya 5 hari dalm sepekan, ternyata tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya ia berusaha mendalami islam dan tentunya berusaha menjadi anak soleh yang nantinya bisa mendoakan kedua orang tuannya. Karena salah satu amalan yang diterima oleh Allah Ta’ala ialah do’a anak soleh.
Waktu terus bergulir usia remaja semakin hari semakin berlalu baginya, sekarang ia sudah menginjak usia dewasa, dimana orang-orang dewasa akan mengalami permasalahan hidup yang lebih banyak lagi, apalagi semenjak kedua orangtuanya meninggal dunia, ia memiliki 3 saudara, 2 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan ia anak paling terakhir.

Permaslahan orang yang sudah menginjak usia dewasa merupakan permasalahan yang sudah meninjak zona kompleks, mulai dari permasalahan pada dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, sampai negara. Dimana orang-orang usia dewasa inilah yang akan mulai satu per satu merealisasikan dirinya sebagai generasi penerus dan kaum yang mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik lagi.

Permasalahan pada dirinya sendiri, ya salah satunya untuk menyempurnakan ibadah dan megikuti sunnah rasul, ialah “menikah”. Beruntunglah bagi mereka- orang-orang yang belum mencapai usia dewasa dan memasuki permasalahan zona kompleks, karena dengan begitu setidaknya mereka terlepas dari memikirkan masalah sunnah rasul yang satu ini, yang di anggap sulit untuk dilaksanakan bagi mereka yang belum diberikan waktu yang tepat oleh allah untuk melaksanakannya namun begitu mudah dan menyenangkannya bagi mereka yang senantiasa diberi kemudahan oleh Allah atas urusan ini dan di pertemukan dengan orang yang sesuai keinginana. Semoga kita termasuk orang yang pilihan kedua. Amin ya rabb.
Jodoh ditangan Allah, karena allah lah yang maha menentukan dan maha memutuskan segalan urusan namun Allah tak pernah ingkar akan janjinya. Surat An-Nur : 23. Allah berfirman “laki-laki baik hanya untuk perempuan baik dan sebaliknya perempuan yang baik hanya untuk laki-laki baik pula”. Dan janji allah itu pasti. Allah telah berjanji dan tak mungkin khianat, oleh karena itu tugas kita ialah berusaha menjadikan diri kita dengan sebaik-baiknya kualitas diri agar bisa memperoleh pasangan yang baik juga bahkan dapat memberikan kebaikan yang lebih untuk kita nantinya. Amin.
Tuhan maha pemurah, abbas di jodohkan dengan Azizah oleh Allah. Seorang gadis lulusan pesantren dan dengan latar belakang keluarga yang baik serta paham agama. Berbeda sekali dengan abbas yang nyaris tidak pernah di berikan wejengan tentang agama dari orang tuannya, namun orang tuannya mengajarkan tentang kehidupan padanya. Uang jajan yang tidak diberikan oleh orangtuanya tidak diberikan secara berlebihan meskipun ia termasuk keluarga yang berada, hal tersebut kemudian membuat Abbas berusaha dengan keringatnya sendiri untuk mendapatkan uang lebih, ia senantiasa menyemir sepatu bapaknya. Tak hanya itu orang tuanya sukses dalam usahanya yaitu berdagang, banyak toko yang didirikan oleh orang tuanya, hingga ketika orang tuanya meninggal dunia mereka (anak-anaknya) mendapatkan warisan berupa toko yang siap untuk dikembangkan lagi.

Tidak hanya abbas tapi banyak juga orang yang tak percaya tentang takdir abbas tentang hal ini. Tidak dan sulit di mengerti kenapa wanita seperti Azizah mau menerima Abbas menjadi suami nya, yang tentunya pemahaman Azizah tentang islam jauh lebih dalam dibandingkan Abbas, luar biasa. Allah maha mengetahui segalanya. Akhirnya jadilah Abbas dan Azizah sebagai pasangan suami istri. Sebuah keluarga baru yang penuh dengan cinta, kesederhanan namun luar biasa, sejahtera, sahaja, sakinah dan mawadah. Sebuah rangkaian keluarga baru yang di damba setiap orang tentunya, termasuk saya .

Azizah adalah seseorang yang taat terhadap islam, komitmennya terhadap agama yang paling di ridhoi allah ini membuatnya memutuskan untuk memakai “cadar”. Namun tak semua orang bisa menerima perbedaan yang ada di diri azizah, termasuk keluarga abbas sendiri. Sari, kakak perempuannya sering mencemooh penampilan azizah yang berbeda sekali dengan gayanya yang ala metropolitan, tak hanya itu Azizah juga di anggap sebagai pembawa sial. tak hanya sari, monah istri Harun kakaknya abbas yang kedua juga beranggap demikian, klimaksnya ketika kematian Harun akibat kecelakaan mobil, azizah di tuding sebagai bilang keladi atas permasalahan ini. Karena azizah yang meminta sopir pribadi harun untuk menjemput abbas di rumah temannya, namun ketika itu sopir pribadi harun sudah pulang dan kemudian harun memutuskan untuk menjembut abbas, tapi takdir berkata lain Harun mengalami kecelakaan di tengah perjalanannya menjemput abbas.
Namun semua hal itu tidak pernah menggoyahkan keteguhan Azizah atas komitmennya, ia tak pernah melawan ataupun dendam dengan kedua kakak iparnya itu, dan berbeda dengan Sarah, istri dari doni kakaknya abbas yang pertama. Hubungan antara Sarah dan Azizah terjalin dengan baik, sarah sering berkunjung bahkan menginap di rumah Abbas dan Azizah. Ya, begitulah hidup memang tak semua orang suka terhadap pribadi kita, namun kita memang harus pandai menyesuaikan diri kepada siapapun agar bisa terjalin komunikasi yang baik dan berdampak kerukuran antara seseorang yang satu dengan seseorang yang lainnya.

Banyak aktivitas yang dilakukan suami-istri ini, mulai dari mengajar remaja-remaja di musollah sampai dengan rutinitas mereka yakni mengunjungi dan mencari ilmu di ta’lim-ta’lim yang berbeda-beda tempatnya. Semangat yang luar biasa untuk menggali ilmu agama terpatri di diri mereka. Kehidupan rumah tangga yang rukun, saling menghormati, menyayangi dan melengkapi bisa tergambar dari cerita tentang kisah mereka di buku itu.
Dengan aktivitas yang sangat padat membuat tubuh ringkih mereka tak terlalu kuat. Abbas jatuh sakit, sehabis itu Azizah menyusul, ia pun jatuh sakit pula, tubuhnya lemas seolah-olah tak berdaya hingga akhirnya ia harus dirawat di rumah sakit, dengan setia abbas menjaga dan merawat Azizah istrinya tercinta. Azizah di vonis mengidap penyakit hepatitis dan bila di amati dengan seksama tubuh Azizah terlihat menguning. Azizah sudah mulai pulih ia boleh di bawa pulang namun ia tetap harus istirahat total karena tubuhnya belum sembuh betul. Abbas tetap setia menjaga istrinya, merawat dan memperhatikannya. Romantisme kehidupan rumah tangga. Memang begitulah seharusnya dua insan yang senantiasa saling memperhatikan, menyayangi serta mencintai dan semua hal itu dilakukan karena ibadah dan atas nama allah. Bukan, dua insan yang sudah berani melakukan hal-hal demikian namun belum terjalin ikatan halal diantaranya. Ya Allah, ampuni dosa-dosa ku apabila selama ini perhatiannku terhadap teman-temanku (laki-laki maupun perempuan) tersirat karena hal-hal yang lain dan karena hasrat yang di timbulkan oleh setan.

Beberapa pekan Abbas dan Azizah libur untuk mengajar remaja-remaja di mushollah karena keadaan Azizah yang memang masih kurang baik, namun semakin hari Azizah sudah merasa sedikit membaik, ia memaksa untuk dapat mengajarkan sedikit ilmunya kepada orang lain semangat Azizah dan atas keinginannya itu tidak bisa di tolak oleh Abbas, dan akhirnya demi kebaikan semua pengajian remaja-remaja yang awalnya berada di mushollah kini pindah di rumah mereka. Sambil mengajar sesekali Abbas masuk ke dalam melihat keadaan istrinya yang sedang berada di pembaringan.

Sore itu dirasa berbeda sekali oleh abbas, lantunan ayat suci al-quran yang di baca oleh Azizah terasa lebih merdu walaupun Abbas sudah sering kali mendengarkannya. Adzan maghrib berkumandang Abbas segera ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu, lalu ia kembali ke kamar dan mendapti Azizah sedang tertidur pulas dengan Al-qur’an di dekapannya, tidurnya pulas sekali dengan senyum yang seolah-olah tersungging dari raut wajahnya hingga Abbas tak berani membangunkannya dan membiarkan dia tetap tidur dan akan membangunkannya diwaktu pertengahan sholat maghrib.

Namun, apa yang terjadi? Abbas memegang tangan Azizah dan membangunkannya tangannya teras dingin, dan tak ditemukan lagi detak nadinya, tak ada hembusan nafasnya, lalu tubuh Azizah di goyang-goyangkan oleh Abbas, Azizah. . . .Azizaaaah . . . Azizaaaahhhh. . . .
Azizah sudah tak bergerak lagi, Azizah meninggal dunia.
Abbas merasa sedih sekali… dan merindukan Azizah..

Sebuah kisah yang indah, membuat kita paham akan cinta yang hakiki, kehidupan rumah tangga yang bisa menjadi tauldan bagi kita, calon-calon pelaku rumah tangga. Hahahaha..!!. jalinan hubungan yang baik dan komunikasi yang baik serta prilaku yang baik ternyata akan berbuah manis. Cinta yang hakiki ialah cinta atas nama Allah.

Inilah cinta, mengombang-ambing jiwa, wajar bila banyak pemikir sulit mendefenisian cinta. Karena untuk mendefenisikan rasa “manis” saja tak cukup ungkapan kata yang ada untuk membuatnya jelas, sejelas kenyataanya. Maka, bagaimana cinta yang abstrak menghadirkan banyak rasa ini bisa didefenisikan dengan kata-kata? “(Buku, Meniti di Atas Kabut)”

Jumat, 10 Juni 2011

Hidup ini sulit di tebak.

Hidup ini sulit di tebak.

Banyak kisah nyata yang terkadang di luar nalar manusia, namun kisah itu memberikan pelajaran dan makna yang begitu mendalam. Seperti sebuah buku yang baru saja selesai saya santap dengan penuh khitmat, mata saya megikuti kata demi kata yang mengalir dalam buku yang berjudul “Meniti di Atas Kabut” itu. Sungguh. Sebuah kisah yang menakjubkan, menggugah jiwa dan perasaan saya. Saya menuntaskan buku itu lebih dari 1 minggu rasanya, hehhee.. tertunda karena alasan yang sangat klasik, ya banyak pekerjaan yang harus saya lakukan. Tugas kuliah. Walaupun demikian ingatan saya tentang alur kisah yang di ceritakan dalam buku itu tetap tersimpan di benak saya sehingga saya pun tak perlu mengulangi bacaan.

Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari buku ini, pelajaran yang sungguh luar biasa.

Seorang remaja dengan latar belakang keluarga yang kurang sekali pemahamannya terhadap agama bisa menjadi seseorang yang mampu memimpin rumah tangga dengan yang senantiasa menciptakan syariat islam di dalam menjalankan bahtera rumah tangganya. Abbas namanya. Keteguhan dan keuletan hatinya yang terus berusaha mencari tentang pemahaman agama membuat saya semakin bersemangat untuk ikut terjun dalam proses pemahaman akan ajaran islam yang menyejukan hati ini, subhannallah. Lingkungan keluarga dan kampungnya yang hanya berpaham agama biasa-biasa saja serta kehidupan remaja-remaja di kampungnya tidak mempengaruhinya dan ia tidak terlarut didalmnya, ia tetap berusaha pada prinsip hidupnya walaupun terkadang ia juga tak bisa menolak ajakan teman seusianya melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Keinginannya untuk bisa memahami islam secara baik benar-benar ia perjuangkan. Satu pelajaran dari sini “bahwa segala sesuatu dibutuhkan perjuangan, termasuk hidup. Hidup adalah perjuangan”. Ia mengikuti pengajian secara diam-diam di kampung seberang, ia mengaji bersama anak-anak lainnya 5 hari dalm sepekan, ternyata tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya ia berusaha mendalami islam dan tentunya berusaha menjadi anak soleh yang nantinya bisa mendoakan kedua orang tuannya. Karena salah satu amalan yang diterima oleh Allah Ta’ala ialah do’a anak soleh.
Waktu terus bergulir usia remaja semakin hari semakin berlalu baginya, sekarang ia sudah menginjak usia dewasa, dimana orang-orang dewasa akan mengalami permasalahan hidup yang lebih banyak lagi, apalagi semenjak kedua orangtuanya meninggal dunia, ia memiliki 3 saudara, 2 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan ia anak paling terakhir.

Permaslahan orang yang sudah menginjak usia dewasa merupakan permasalahan yang sudah meninjak zona kompleks, mulai dari permasalahan pada dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, sampai negara. Dimana orang-orang usia dewasa inilah yang akan mulai satu per satu merealisasikan dirinya sebagai generasi penerus dan kaum yang mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik lagi.

Permasalahan pada dirinya sendiri, ya salah satunya untuk menyempurnakan ibadah dan megikuti sunnah rasul, ialah “menikah”. Beruntunglah bagi mereka- orang-orang yang belum mencapai usia dewasa dan memasuki permasalahan zona kompleks, karena dengan begitu setidaknya mereka terlepas dari memikirkan masalah sunnah rasul yang satu ini, yang di anggap sulit untuk dilaksanakan bagi mereka yang belum diberikan waktu yang tepat oleh allah untuk melaksanakannya namun begitu mudah dan menyenangkannya bagi mereka yang senantiasa diberi kemudahan oleh Allah atas urusan ini dan di pertemukan dengan orang yang sesuai keinginana. Semoga kita termasuk orang yang pilihan kedua. Amin ya rabb.
Jodoh ditangan Allah, karena allah lah yang maha menentukan dan maha memutuskan segalan urusan namun Allah tak pernah ingkar akan janjinya. Surat An-Nur : 23. Allah berfirman “laki-laki baik hanya untuk perempuan baik dan sebaliknya perempuan yang baik hanya untuk laki-laki baik pula”. Dan janji allah itu pasti. Allah telah berjanji dan tak mungkin khianat, oleh karena itu tugas kita ialah berusaha menjadikan diri kita dengan sebaik-baiknya kualitas diri agar bisa memperoleh pasangan yang baik juga bahkan dapat memberikan kebaikan yang lebih untuk kita nantinya. Amin.
Tuhan maha pemurah, abbas di jodohkan dengan Azizah oleh Allah. Seorang gadis lulusan pesantren dan dengan latar belakang keluarga yang baik serta paham agama. Berbeda sekali dengan abbas yang nyaris tidak pernah di berikan wejengan tentang agama dari orang tuannya, namun orang tuannya mengajarkan tentang kehidupan padanya. Uang jajan yang tidak diberikan oleh orangtuanya tidak diberikan secara berlebihan meskipun ia termasuk keluarga yang berada, hal tersebut kemudian membuat Abbas berusaha dengan keringatnya sendiri untuk mendapatkan uang lebih, ia senantiasa menyemir sepatu bapaknya. Tak hanya itu orang tuanya sukses dalam usahanya yaitu berdagang, banyak toko yang didirikan oleh orang tuanya, hingga ketika orang tuanya meninggal dunia mereka (anak-anaknya) mendapatkan warisan berupa toko yang siap untuk dikembangkan lagi.

Tidak hanya abbas tapi banyak juga orang yang tak percaya tentang takdir abbas tentang hal ini. Tidak dan sulit di mengerti kenapa wanita seperti Azizah mau menerima Abbas menjadi suami nya, yang tentunya pemahaman Azizah tentang islam jauh lebih dalam dibandingkan Abbas, luar biasa. Allah maha mengetahui segalanya. Akhirnya jadilah Abbas dan Azizah sebagai pasangan suami istri. Sebuah keluarga baru yang penuh dengan cinta, kesederhanan namun luar biasa, sejahtera, sahaja, sakinah dan mawadah. Sebuah rangkaian keluarga baru yang di damba setiap orang tentunya, termasuk saya .

Azizah adalah seseorang yang taat terhadap islam, komitmennya terhadap agama yang paling di ridhoi allah ini membuatnya memutuskan untuk memakai “cadar”. Namun tak semua orang bisa menerima perbedaan yang ada di diri azizah, termasuk keluarga abbas sendiri. Sari, kakak perempuannya sering mencemooh penampilan azizah yang berbeda sekali dengan gayanya yang ala metropolitan, tak hanya itu Azizah juga di anggap sebagai pembawa sial. tak hanya sari, monah istri Harun kakaknya abbas yang kedua juga beranggap demikian, klimaksnya ketika kematian Harun akibat kecelakaan mobil, azizah di tuding sebagai bilang keladi atas permasalahan ini. Karena azizah yang meminta sopir pribadi harun untuk menjemput abbas di rumah temannya, namun ketika itu sopir pribadi harun sudah pulang dan kemudian harun memutuskan untuk menjembut abbas, tapi takdir berkata lain Harun mengalami kecelakaan di tengah perjalanannya menjemput abbas.
Namun semua hal itu tidak pernah menggoyahkan keteguhan Azizah atas komitmennya, ia tak pernah melawan ataupun dendam dengan kedua kakak iparnya itu, dan berbeda dengan Sarah, istri dari doni kakaknya abbas yang pertama. Hubungan antara Sarah dan Azizah terjalin dengan baik, sarah sering berkunjung bahkan menginap di rumah Abbas dan Azizah. Ya, begitulah hidup memang tak semua orang suka terhadap pribadi kita, namun kita memang harus pandai menyesuaikan diri kepada siapapun agar bisa terjalin komunikasi yang baik dan berdampak kerukuran antara seseorang yang satu dengan seseorang yang lainnya.

Banyak aktivitas yang dilakukan suami-istri ini, mulai dari mengajar remaja-remaja di musollah sampai dengan rutinitas mereka yakni mengunjungi dan mencari ilmu di ta’lim-ta’lim yang berbeda-beda tempatnya. Semangat yang luar biasa untuk menggali ilmu agama terpatri di diri mereka. Kehidupan rumah tangga yang rukun, saling menghormati, menyayangi dan melengkapi bisa tergambar dari cerita tentang kisah mereka di buku itu.
Dengan aktivitas yang sangat padat membuat tubuh ringkih mereka tak terlalu kuat. Abbas jatuh sakit, sehabis itu Azizah menyusul, ia pun jatuh sakit pula, tubuhnya lemas seolah-olah tak berdaya hingga akhirnya ia harus dirawat di rumah sakit, dengan setia abbas menjaga dan merawat Azizah istrinya tercinta. Azizah di vonis mengidap penyakit hepatitis dan bila di amati dengan seksama tubuh Azizah terlihat menguning. Azizah sudah mulai pulih ia boleh di bawa pulang namun ia tetap harus istirahat total karena tubuhnya belum sembuh betul. Abbas tetap setia menjaga istrinya, merawat dan memperhatikannya. Romantisme kehidupan rumah tangga. Memang begitulah seharusnya dua insan yang senantiasa saling memperhatikan, menyayangi serta mencintai dan semua hal itu dilakukan karena ibadah dan atas nama allah. Bukan, dua insan yang sudah berani melakukan hal-hal demikian namun belum terjalin ikatan halal diantaranya. Ya Allah, ampuni dosa-dosa ku apabila selama ini perhatiannku terhadap teman-temanku (laki-laki maupun perempuan) tersirat karena hal-hal yang lain dan karena hasrat yang di timbulkan oleh setan.

Beberapa pekan Abbas dan Azizah libur untuk mengajar remaja-remaja di mushollah karena keadaan Azizah yang memang masih kurang baik, namun semakin hari Azizah sudah merasa sedikit membaik, ia memaksa untuk dapat mengajarkan sedikit ilmunya kepada orang lain semangat Azizah dan atas keinginannya itu tidak bisa di tolak oleh Abbas, dan akhirnya demi kebaikan semua pengajian remaja-remaja yang awalnya berada di mushollah kini pindah di rumah mereka. Sambil mengajar sesekali Abbas masuk ke dalam melihat keadaan istrinya yang sedang berada di pembaringan.

Sore itu dirasa berbeda sekali oleh abbas, lantunan ayat suci al-quran yang di baca oleh Azizah terasa lebih merdu walaupun Abbas sudah sering kali mendengarkannya. Adzan maghrib berkumandang Abbas segera ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu, lalu ia kembali ke kamar dan mendapti Azizah sedang tertidur pulas dengan Al-qur’an di dekapannya, tidurnya pulas sekali dengan senyum yang seolah-olah tersungging dari raut wajahnya hingga Abbas tak berani membangunkannya dan membiarkan dia tetap tidur dan akan membangunkannya diwaktu pertengahan sholat maghrib.

Namun, apa yang terjadi? Abbas memegang tangan Azizah dan membangunkannya tangannya teras dingin, dan tak ditemukan lagi detak nadinya, tak ada hembusan nafasnya, lalu tubuh Azizah di goyang-goyangkan oleh Abbas, Azizah. . . .Azizaaaah . . . Azizaaaahhhh. . . .
Azizah sudah tak bergerak lagi, Azizah meninggal dunia.
Abbas merasa sedih sekali… dan merindukan Azizah..

Sebuah kisah yang indah, membuat kita paham akan cinta yang hakiki, kehidupan rumah tangga yang bisa menjadi tauldan bagi kita, calon-calon pelaku rumah tangga. Hahahaha..!!. jalinan hubungan yang baik dan komunikasi yang baik serta prilaku yang baik ternyata akan berbuah manis. Cinta yang hakiki ialah cinta atas nama Allah.

Inilah cinta, mengombang-ambing jiwa, wajar bila banyak pemikir sulit mendefenisian cinta. Karena untuk mendefenisikan rasa “manis” saja tak cukup ungkapan kata yang ada untuk membuatnya jelas, sejelas kenyataanya. Maka, bagaimana cinta yang abstrak menghadirkan banyak rasa ini bisa didefenisikan dengan kata-kata? “(Buku, Meniti di Atas Kabut)”